(All cast are belong SM Entertainment. I own story plot)
Seohyun dan Hyoyeon berjalan santai. Sambil menunggu pesanan, mereka berdua mengitari kebun di sekitar pondok-pondok kecil, yang dibangun di banyak tempat dengan luas berapa hektar. Yesung lah yang memilih tempat ini, tempat yang mendekatkan hati pada tema pedesaan asri dan bersih.
Tempat ini pun juga terkenal karena kelezatannya, akui Yesung pada waktu itu. Mereka pun harus booking jauh sebelum jam makan siang untuk dapat tempatnya. Seohyun merasa sepadan datang bermil-mil jauhnya dari rumah, karena Hyoyeon terlihat menikmatinya, dan Seohyun yakin, ia sudah merasa lebih baik untuk tidak mengingat mantannya.
"Aku lebih suka kalau ada karaoke disini" ucap Hyoyeon semangat. "Tidak cocok dengan tema Hyo, karaoke untuk kota. Ini kan desa" Seohyun menghancurkan imajinasinnya seketika.
"Maksudnya musik. Musik yang klasik. Dengan gitar saja, atau yang sederhana. Kau ingat kita pernah makan ditempat seperti ini juga? Waktu itu ada yang nyanyi juga kan?"
"Ah iyaa. Aku ingat. Waktu itu ada Krystal dan Amber juga"
"Yaa. Krystal yang ngaret itu datang saat makanan sudah hampir habis. Untung, kita menyisakannya. Ahh~ aku merindukan saat-saat itu" Hyoyeon curhat tanpa ragu.
Mereka kembali beberapa menit kemudian. Makanan sudah datang, Changmin sedang repot mengurus anak dengan istrinya. Tiffany sibuk menghitung uang di dompetnya. Sedangkan Kyuhyun dan Yesung sibuk menatap jajaran makanan, sekali-kali mengusir lalat yang mencoba mendekat.
Disana tersaji nasi dan minuman berupa es jeruk dan es kelapa yang sudah dipisah-pisah untuk setiap orang. Semua lauk berbentuk steam. Dari mulai ayam, ikan, tahu, jamur, buddae jjigae, pesanan Changmin, Tiffany, dan Yesung ditambah kimchi sebagai pelengkap.
"Ayo kita makan!" seru Hyoyeon
Mereka menyantap dengan semangat, menyicip cita rasa yang sudah seminggu ini membuat mereka penasaran. Seohyun mengambil ayam dan tahu dan berdoa sebelum melahap makanannya, yang ternyata rasanya cukup biasa dan tidak istimewa.
Mungkin karena lokasinya berdekatan bendungan, sejuk, dan luas, yang membuat tempat ini ramai orang. Mengenai rasa masakan, Seohyun tidak begitu antusias. Mungkin karena dia tidak lapar, dan sudah makan tongdalgui sebagai suguhan di rumah Changmin.
Sebenarnya Seohyun pernah juga ke tempat ini dengan teman kantornya. Sudah lama sekali, hampir 3 tahun yang lalu. Seohyun pun tidak ingat pesan makanan apa waktu itu. Seingatnya, ia kesana karena acara ulang tahun direktur.
"Seohyun, ikan nya enak lho! Ini coba"
"Benarkah?"
Seohyun mengambil sedikit makanan yang ditawarkan Kyuhyun dan menyicipnya. Lumayan.
"Ah aku tidak habis" Tiffany menyingkirkan separuh nasinya dipinggiran. Begitu matanya menangkap Kyuhyun, ia memekik "Kyu, kemarikan piringmu" lalu ia memindahkan separuh nasinya ke piring Kyuhyun. Seohyun sudah terbiasa melihat itu, mereka memang sering melakukannya sejak kuliah.
"Diet lagi?" tanya Yesung, fokusnya terbagi menjadi dua, antara makanan dan Tiffany yang -lagi lagi sibuk- meminimalkan porsi makannya. "Ne oppa. Aku sudah 121 pound lebih"
Seohyun sendiri yang sudah 128 pound merasa sedikit tersindir akhirnya angkat bicara "Seperti itu sudah ideal kok unnie" Tiffany menatap Seohyun tajam "Aniyo. Harus 115 pound." ucapnya keukeuh dan berapi-api. Seohyun tersenyum masam.
Yah setidaknya dia tidak membuang-buang makanannya. Karena Seohyun diajarkan oleh orang tuanya untuk menghabiskan makanan, menghargai setiap butirnya, dan mencari keberkahan didalamnya. Itu sebabnya dia menjadi sedikit 'subur'. Yah, tidak sedikit juga sih. Kyuhyun saja sampai bilang "Seohyun. Pasti hidupmu bahagia sekali"
Namun begitu melihat Hyoyeon, ia merasa sedikit kasihan. Mungkin karena banyak masalah, nafsu makannya berkurang. Hanya dua tiga suap saja, dia seperti menyudahinya. Tangan dan matanya sibuk di ponselnya. Bahkan jamur yang dia pesan, tidak disentuhnya.
"Aku mau coba ini" seru Seohyun mengambil sedikit jamur Hyoyeon
"Ambilah Seohyunnie. Habiskan saja. Kau juga Kyu" dia kembali lagi pada ponselnya
Setelah makan dan rapat besar-besaran tentang pembagian bill yang tentunya dipimpin oleh Tiffany sang juru keuangan, mereka menuju pinggir danau, melewati bendungan. Arus airnya menciptakan udara sejuk, yang menerpa wajah Seohyun. Seohyun ingin berlama-lama disitu tapi dia sudah jauh tertinggal dibelakang.
Ia mengejar mereka. Selanjutnya duduk dipinggir danau di tempat sesukanya dan mungkin akan mengusulkan rencana kemana lagi setelah ini. Namun, lebih dari pada mengobrol, masing-masing berdiam diri menikmati tiap detik yang berjalan dengan memandang hamparan danau.
Cho Kyuhyun, yang terlihat dimata Seohyun, sedang menulis sesuatu dalam sobekan kertas kecil. Menggumpalkannya dan melemparnya kuat-kuat. Kertas itu terlempar jauh, dan hilang dari pandangan Seohyun. Dan Seohyun berani mempertaruhkan apapun, untuk tahu tulisan apa yang ada di dalam kertas itu.
THE END
Komentar
Posting Komentar