(All cast all belong SM entertainment. I own story plot)
Love is..
Seohyun tahu itu.
Ia meraba buku dengan cover ungu tersebut dan membaca pemilik karya bagian bawahnya. By puuung. Kartun gadis tengah duduk dipangkuan pasangannya sambil melihat bintang malam, menyita perhatian Seohyun. Ia mengambilnya dan meraba sekali lagi bagian depan buku yang masih tersampul plastik dengan rapi.
"Ini buku yang ada di drama W kan?" Hyoyeon menjerit kecil, menjaga suara agar tidak terlalu berisik. Pasalnya mereka ada di toko buku yang tenang.
"Begitulah.." sahut Seohyun singkat
"Ah~ aku tidak suka dramanya. Yang webtoon itu bukan? Kau tahu? Tidak jelas jalan ceritanya" komentar Tiffany blak-blakan. Kedua matanya tidak fokus, mencari-cari buku yang menarik untuknya
"Namanya juga fiksi, unnie" Seohyun menaruh kembali buku itu dalam rak. Membalas tawaran penjaga toko buku yang mempromosikan buku best seller tersebut dengan senyuman.
"Aku ingin beli.." Hyoyeon terpaku sementara pada buku itu "Tapi nanti saja. Kalau sudah ada pacar" lanjutnya menyusul Seohyun ke bagian rak yang lain. Sejujurnya Seohyun merasa kasian pada Hyo, baru-baru ini ditinggalkan pacarnya menikah dengan wanita lain, siapa juga yang bisa menahan itu?
Tapi Seohyun tahu Hyo adalah gadis kuat. Dan ia tidak mau, menampakkan wajah yang prihatin padanya. Takut ia menjadi lebih sedih. Sementara terkadang Seohyun menangkap matanya yang berkaca-kaca selama beberapa detik.
Seohyun membeku sesaat ketika nampak olehnya punggung seorang pria yang pernah disukainya. Ia sedang membaca halaman belakang sebuah buku. Seohyun hendak berbalik arah tapi terurung. 'Buat apa kau masih menghindarinya Seo Joohyun! Hadapi!' pikirnya
Seohyun maju selangkah demi selangkah. Setelah berdiri tepat disampingnya, ia turut membaca. Tapi tidak ada reaksi. Sepertinya, pria itu tidak merasa terganggu dan sedang benar-benar fokus. Pandangan Seohyun beralih ke cover depan. Buku tentang motivasi. 'Apa Kyuhyun sedang kekurangan motivasi akhir-akhir ini?'
Belum tiba saat Seohyun bertanya tentang buku apa itu, Tiffany dan Hyoyeon sudah berdiri dibelakangnya. Muncul tiba-tiba seperti penyihir hogwarts yang berapparate. Ditambah Changmin yang membawa buku setebal kamus oxford dan menunjukkannya pada Seohyun.
"aku mencintaimu, sayang..." ucap Changmin mengeja kalimat yang sama, pada bagian halaman buku itu "...itu kata pertama yang aku temukan saat membuka halamannya secara acak"
Seohyun melihat kalimat yang tercetak miring itu, dan memanggutkan kepalanya.
"Sekarang kau coba!" ujar Changmin antusias. Dengan malas, Seohyun membukanya dan menemukan kalimat 'malas-malasan'. Wow, ini sebuah takdir atau kebetulan?
Kemudian Changmin menyuruh semuanya, satu per satu membuka buku itu. Sampai pada giliran Hyoyeon yang menemukan kata 'Terima kasih untuk sepanjang waktu ini', semuanya nampak merasa kasihan padanya, terutama Tiffany dan Changmin. Mereka mencoba menggoda Hyoyeon sampai menangis. Sementara Kyuhyun mengamati buku dari Changmin, tampak tertarik.
Pasti menjadi mimpi buruk bagi Hyoyeon, rencana untuk melupakkan mantannya 'yang sebentar lagi menikah, bukan dengan dirinya', dengan hangout bersama Seohyun, Kyuhyun, Tiffany, Changmin, dan Yesung menjadi tidak begitu menyenangkan. Tiffany dan Changmin yang terus menggoda, tak kenal tempat. Ditambah Yesung yang selalu pesimis, mengira Hyoyeon bisa saja lompat dari jembatan atas danau, yang lokasinya tidak jauh dari tempat mereka
Seohyun bisa saja membela Hyoyeon dan menghentikan tingkah laku kekanak-kanakan mereka, tapi entah mengapa dia lebih memilih meninggalkannya, dan menghampiri rak animasi.
Sejenak, Seohyun terpaku pada buku Harry Potter & the Soccerer Stone versi kartun yang di buka oleh anak kecil. Seohyun sebagai penggemar berat Harry Potter, berjalan mendekat memperhatikan tiap lembar yang dibuka anak itu, halaman per halaman. Namun ketika anak itu sadar, Seohyun berpura-pura melihat ke arah lain.
Di sampingnya Hyoyeon sudah menyusul, mengarahkan kamera ponselnya ke cover buku di hadapannya, 'Diakhiri atau dilanjutkan'. Dan Seohyun mengira sebentar lagi ia akan melihat postingan baru di instagram.
"Bagaimana pekerjaanmu, Seo?" tanya Kyuhyun tiba-tiba, begitu mereka keluar dari toko buku. "Sama seperti dulu. Aku juga berniat pindah, mencari tempat yang kuinginkan. Bagaimana denganmu?" balas Seohyun
"Membosankan. Kalau kau tidak suka dengan pekerjaan yang itu-itu saja, tidak ku sarankan kau memilih ini" jelasnya. Seohyun tampak lebih tertarik, sejujurnya ia suka pekerjaan terstruktur. "Begitukah?" tatapannya terpaku pada Kyuhyun serius
"Hmm. Memang kau mau jadi apa?" tanya Kyuhyun bergaya seperti konsultan. "Accountant professional" tukas Seohyun dengan pasti. Kyuhyun terlihat sedang berpikir dalam, dia benar-benar serius untuk tidak merekomendasikan pekerjaan itu. Apa begitu sulitnya?
"Apa menjadi accountant itu sulit?" Seohyun tidak percaya bertanya hal yang kekanak-kanakan begitu. Kalau saja dia sadar, dia baru saja lulus dengan gelar sarjana akuntansi 5 bulan yang lalu.
"Bukan. Hanya bosan" jawabnya singkat. Seohyun memejamkan matanya, masa iya dia berhenti memimpikan posisi itu, hanya karena Kyuhyun yang telah punya pengalaman tidak menyarankannya.
Dia membulatkan tekad "Kau tahu Kyu, aku hanya.. ingin mempraktekan teori yang kudapat selama kuliah ini. Sementara beberapa dari kita, termasuk kau, sudah berhasil dapat posisi itu. Sementara aku? Masih melakukan hal yang sama bertahun-tahun lalu. Well, tidak begitu sama. Tapi tidak ada kesinambungan dengan ilmu yang kudapat selama ini dan.. ya begitulah"
Kyuhyun menarik napas santai. Berbanding terbalik dengan ekspresi Seohyun yang berapi-api. Tapi tetap, ia coba sembunyikan dengan baik.
"Seperti yang kau tahu, bekerja menjadi accountant di perusahaan tidaklah sebanding dengan ilmu yang kau dapat. Tahu maksudku? Semua perusahaan besar sudah memiliki software untuk membuat laporan keuangan. Jadi, pekerjaannya hanya sebatas admin, sekedar input. Tidak ada analisis jurnal dan sebagainya. Dan accounting sendiri sudah terpecah menjadi beberapa bagian, seperti AP, AR, Inventory. Kau hanya bisa handle sebagian, tidak bisa seluruhnya. Jadi..." Seohyun
yakin, Kyuhyun sengaja menggantung kalimatnya, agar Seohyun bisa lebih menyimak apa yang ia ucapkan setelah ini.
"... bila kau ingin handle semuanya, carilah perusahaan kecil yang tidak pakai software. Atau software seperti myob, accurate. Kalau pakai itu kita kan masih bisa analisis jurnal"
"Disana kau menghandle apa?" potong Seohyun, tidak nyambung. "General" jawab Kyuhyun, alis matanya naik. Mungkin ia mau bilang 'pertanyaan yang tidak penting, Seohyun'
"Atau menjadi auditor. Itu akan cocok" saran Kyuhyun
"Yaa. Aku sudah mencoba di beberapa tempat. Tapi belum ada panggilan lagi." jawab Seohyun sekenanya
"Benarkah? Dimana?"
"PWC" jawab Seohyun singkat. Tidak ada percakapan lagi setelah itu. Seohyun hanya berpikir lebih dalam tentang saran Kyuhyun, sementara samar-samar, Seohyun bisa dengar rencana mereka nonton bioskop setelah ini.
"Itu hanya opini pribadiku, Seohyun." ujar Kyuhyun sebelum berjalan jauh ke depan. Sementara Seohyun pun tau, dia hanya ingin berbagi pengalaman. Dan Seohyun senang mendengar itu.
Ia baru saja ingin bertanya, KAP yang ada di kota sekitar. Mungkin Kyuhyun tahu. Tapi dia telah berjalan jauh ke depan.
The End
Love is..
Seohyun tahu itu.
Ia meraba buku dengan cover ungu tersebut dan membaca pemilik karya bagian bawahnya. By puuung. Kartun gadis tengah duduk dipangkuan pasangannya sambil melihat bintang malam, menyita perhatian Seohyun. Ia mengambilnya dan meraba sekali lagi bagian depan buku yang masih tersampul plastik dengan rapi.
"Ini buku yang ada di drama W kan?" Hyoyeon menjerit kecil, menjaga suara agar tidak terlalu berisik. Pasalnya mereka ada di toko buku yang tenang.
"Begitulah.." sahut Seohyun singkat
"Ah~ aku tidak suka dramanya. Yang webtoon itu bukan? Kau tahu? Tidak jelas jalan ceritanya" komentar Tiffany blak-blakan. Kedua matanya tidak fokus, mencari-cari buku yang menarik untuknya
"Namanya juga fiksi, unnie" Seohyun menaruh kembali buku itu dalam rak. Membalas tawaran penjaga toko buku yang mempromosikan buku best seller tersebut dengan senyuman.
"Aku ingin beli.." Hyoyeon terpaku sementara pada buku itu "Tapi nanti saja. Kalau sudah ada pacar" lanjutnya menyusul Seohyun ke bagian rak yang lain. Sejujurnya Seohyun merasa kasian pada Hyo, baru-baru ini ditinggalkan pacarnya menikah dengan wanita lain, siapa juga yang bisa menahan itu?
Tapi Seohyun tahu Hyo adalah gadis kuat. Dan ia tidak mau, menampakkan wajah yang prihatin padanya. Takut ia menjadi lebih sedih. Sementara terkadang Seohyun menangkap matanya yang berkaca-kaca selama beberapa detik.
Seohyun membeku sesaat ketika nampak olehnya punggung seorang pria yang pernah disukainya. Ia sedang membaca halaman belakang sebuah buku. Seohyun hendak berbalik arah tapi terurung. 'Buat apa kau masih menghindarinya Seo Joohyun! Hadapi!' pikirnya
Seohyun maju selangkah demi selangkah. Setelah berdiri tepat disampingnya, ia turut membaca. Tapi tidak ada reaksi. Sepertinya, pria itu tidak merasa terganggu dan sedang benar-benar fokus. Pandangan Seohyun beralih ke cover depan. Buku tentang motivasi. 'Apa Kyuhyun sedang kekurangan motivasi akhir-akhir ini?'
Belum tiba saat Seohyun bertanya tentang buku apa itu, Tiffany dan Hyoyeon sudah berdiri dibelakangnya. Muncul tiba-tiba seperti penyihir hogwarts yang berapparate. Ditambah Changmin yang membawa buku setebal kamus oxford dan menunjukkannya pada Seohyun.
"aku mencintaimu, sayang..." ucap Changmin mengeja kalimat yang sama, pada bagian halaman buku itu "...itu kata pertama yang aku temukan saat membuka halamannya secara acak"
Seohyun melihat kalimat yang tercetak miring itu, dan memanggutkan kepalanya.
"Sekarang kau coba!" ujar Changmin antusias. Dengan malas, Seohyun membukanya dan menemukan kalimat 'malas-malasan'. Wow, ini sebuah takdir atau kebetulan?
Kemudian Changmin menyuruh semuanya, satu per satu membuka buku itu. Sampai pada giliran Hyoyeon yang menemukan kata 'Terima kasih untuk sepanjang waktu ini', semuanya nampak merasa kasihan padanya, terutama Tiffany dan Changmin. Mereka mencoba menggoda Hyoyeon sampai menangis. Sementara Kyuhyun mengamati buku dari Changmin, tampak tertarik.
Pasti menjadi mimpi buruk bagi Hyoyeon, rencana untuk melupakkan mantannya 'yang sebentar lagi menikah, bukan dengan dirinya', dengan hangout bersama Seohyun, Kyuhyun, Tiffany, Changmin, dan Yesung menjadi tidak begitu menyenangkan. Tiffany dan Changmin yang terus menggoda, tak kenal tempat. Ditambah Yesung yang selalu pesimis, mengira Hyoyeon bisa saja lompat dari jembatan atas danau, yang lokasinya tidak jauh dari tempat mereka
Seohyun bisa saja membela Hyoyeon dan menghentikan tingkah laku kekanak-kanakan mereka, tapi entah mengapa dia lebih memilih meninggalkannya, dan menghampiri rak animasi.
Sejenak, Seohyun terpaku pada buku Harry Potter & the Soccerer Stone versi kartun yang di buka oleh anak kecil. Seohyun sebagai penggemar berat Harry Potter, berjalan mendekat memperhatikan tiap lembar yang dibuka anak itu, halaman per halaman. Namun ketika anak itu sadar, Seohyun berpura-pura melihat ke arah lain.
Di sampingnya Hyoyeon sudah menyusul, mengarahkan kamera ponselnya ke cover buku di hadapannya, 'Diakhiri atau dilanjutkan'. Dan Seohyun mengira sebentar lagi ia akan melihat postingan baru di instagram.
"Bagaimana pekerjaanmu, Seo?" tanya Kyuhyun tiba-tiba, begitu mereka keluar dari toko buku. "Sama seperti dulu. Aku juga berniat pindah, mencari tempat yang kuinginkan. Bagaimana denganmu?" balas Seohyun
"Membosankan. Kalau kau tidak suka dengan pekerjaan yang itu-itu saja, tidak ku sarankan kau memilih ini" jelasnya. Seohyun tampak lebih tertarik, sejujurnya ia suka pekerjaan terstruktur. "Begitukah?" tatapannya terpaku pada Kyuhyun serius
"Hmm. Memang kau mau jadi apa?" tanya Kyuhyun bergaya seperti konsultan. "Accountant professional" tukas Seohyun dengan pasti. Kyuhyun terlihat sedang berpikir dalam, dia benar-benar serius untuk tidak merekomendasikan pekerjaan itu. Apa begitu sulitnya?
"Apa menjadi accountant itu sulit?" Seohyun tidak percaya bertanya hal yang kekanak-kanakan begitu. Kalau saja dia sadar, dia baru saja lulus dengan gelar sarjana akuntansi 5 bulan yang lalu.
"Bukan. Hanya bosan" jawabnya singkat. Seohyun memejamkan matanya, masa iya dia berhenti memimpikan posisi itu, hanya karena Kyuhyun yang telah punya pengalaman tidak menyarankannya.
Dia membulatkan tekad "Kau tahu Kyu, aku hanya.. ingin mempraktekan teori yang kudapat selama kuliah ini. Sementara beberapa dari kita, termasuk kau, sudah berhasil dapat posisi itu. Sementara aku? Masih melakukan hal yang sama bertahun-tahun lalu. Well, tidak begitu sama. Tapi tidak ada kesinambungan dengan ilmu yang kudapat selama ini dan.. ya begitulah"
Kyuhyun menarik napas santai. Berbanding terbalik dengan ekspresi Seohyun yang berapi-api. Tapi tetap, ia coba sembunyikan dengan baik.
"Seperti yang kau tahu, bekerja menjadi accountant di perusahaan tidaklah sebanding dengan ilmu yang kau dapat. Tahu maksudku? Semua perusahaan besar sudah memiliki software untuk membuat laporan keuangan. Jadi, pekerjaannya hanya sebatas admin, sekedar input. Tidak ada analisis jurnal dan sebagainya. Dan accounting sendiri sudah terpecah menjadi beberapa bagian, seperti AP, AR, Inventory. Kau hanya bisa handle sebagian, tidak bisa seluruhnya. Jadi..." Seohyun
yakin, Kyuhyun sengaja menggantung kalimatnya, agar Seohyun bisa lebih menyimak apa yang ia ucapkan setelah ini.
"... bila kau ingin handle semuanya, carilah perusahaan kecil yang tidak pakai software. Atau software seperti myob, accurate. Kalau pakai itu kita kan masih bisa analisis jurnal"
"Disana kau menghandle apa?" potong Seohyun, tidak nyambung. "General" jawab Kyuhyun, alis matanya naik. Mungkin ia mau bilang 'pertanyaan yang tidak penting, Seohyun'
"Atau menjadi auditor. Itu akan cocok" saran Kyuhyun
"Yaa. Aku sudah mencoba di beberapa tempat. Tapi belum ada panggilan lagi." jawab Seohyun sekenanya
"Benarkah? Dimana?"
"PWC" jawab Seohyun singkat. Tidak ada percakapan lagi setelah itu. Seohyun hanya berpikir lebih dalam tentang saran Kyuhyun, sementara samar-samar, Seohyun bisa dengar rencana mereka nonton bioskop setelah ini.
"Itu hanya opini pribadiku, Seohyun." ujar Kyuhyun sebelum berjalan jauh ke depan. Sementara Seohyun pun tau, dia hanya ingin berbagi pengalaman. Dan Seohyun senang mendengar itu.
Ia baru saja ingin bertanya, KAP yang ada di kota sekitar. Mungkin Kyuhyun tahu. Tapi dia telah berjalan jauh ke depan.
The End
Komentar
Posting Komentar