Kau tahu 응답하라 1988? Dalam bahasa inggrisnya Reply 1988. Itu drama favoritku sampai saat ini. Kau tidak akan tahu karena kau tidak suka drama korea, iya bukan?
Akan kuceritakan sedikit..
Ada karakter wanita yang menginspirasi buatku, namanya Sung Bora. Dia bukanlah karakter utama cerita. Tapi aku menyukai sebagian sifatnya.
Satu-satunya hal yang mirip denganku adalah dia anak pertama dari tiga bersaudara.
Dia orang yang gigih, tegas, cerdas, dan dia adalah satu-satunya anak di sekitar komplek perumahan yang bisa masuk universitas seoul. Universitas ternama yang seterkenal Universitas Indonesia.
Dia memiliki mimpi bisa bekerja di sektor hukum. Namun mimpinya harus sirna karena fakultas hukum di kampusnya tidak menyediakan beasiswa. Jadilah ia kuliah di fakultas berbeasiswa, yaitu fakultas pendidikan. Mimpinya harus dibatasi masalah keuangan.
Yaa,, dia bukanlah orang kaya. Ia bahkan mengambil kerja paruh waktu di sela-sela kuliahnya. Dia bukanlah seorang gadis manja, yang menengadahkan tangan ke orang tua jika ingin sesuatu.
Suatu hari, dia mendengar kabar bahwa gaji menjadi seorang akuntan publik itu besar. Dia tidak memiliki basic akuntansi. Tapi dia berpikir dengan itu, mungkin hidupnya bisa berubah. Ia kemudian berniat untuk mengikuti ujian untuk sertifikasi CPA. Karena itu adalah syarat utama untuk seorang akuntan.
Setiap malam ia datang ke perpustakaan, mengerjakan setumpuk soal akuntansi dari buku-buku yang tebal. Ia sampai mengabaikan pacarnya demi mempersiapkan masa depannya. Tidak ada lagi kencan, tidak ada pertemuan, tidak ada makan bersama.
Hubungan Bora dan pacarnya menjadi renggang. Ia pun sebenarnya pacaran diam-diam karena tidak diizinkan orang tua berpacaran dengan marga yang sama.
Namun, yang namanya rezeki tidak akan datang ke tempat yang salah. Akhir yang bahagia pasti kita temukan, biarpun kita sedang dalam titik terendah kehidupan.
Bora akhirnya bisa memulai kembali kuliah dari awal dengan jurusan yang dia minati, jurusan hukum. Ya.. dia bisa kuliah di hukum sesuai impiannya, karena ayah Bora mendapatkan hak nya kembali dari orang yang ditolongnya dulu...
Dulu sekali, ketika Bora kecil, ayah nya menolong seseorang yang terlibat hutang besar. Setelah ditolong, orang itu kabur.
Sang ayah kebingungan, karena saat itu ia memakai uang perusahaan. Dan setelah itulah, setiap bulan gajinya dipotong untuk menutupi uang yang dipinjamkan.
Ayah Bora harus membayar pinjaman yang tidak ia lakukan. Itulah sebabnya Bora dan keluarga hidup pas-pasan.
Ia memulai semua dari awal. Ayahnya akan membiayai semua keperluan Bora dari uang yang ia tangguhkan dan gaji penuhnya. Bora pun juga tidak perlu lagi bekerja paruh waktu.
Tahun-tahun berlalu, ia berhasil bekerja di kementrian hukum. Ia bahkan berhasil mengeluarkan hukum negara untuk melegalkan pernikahan dengan marga yang sama. Ia pun dengan pacarnya yang dulu bisa menikah dan hidup bahagia.
Selesai.
Yang ingin kuberitahukan adalah, Bora dan kau memiliki kebiasaan yang sama. Ketika sedang berkonsentrasi penuh, dia akan memutar-mutarkan pulpennya di atas jari telunjuknya dengan gaya yang sama persis denganmu. Tanpa tahu sebenarnya ada yang memperhatikan setiap kali kalian melakukan itu.
Akan kuceritakan sedikit..
Ada karakter wanita yang menginspirasi buatku, namanya Sung Bora. Dia bukanlah karakter utama cerita. Tapi aku menyukai sebagian sifatnya.
Satu-satunya hal yang mirip denganku adalah dia anak pertama dari tiga bersaudara.
Dia orang yang gigih, tegas, cerdas, dan dia adalah satu-satunya anak di sekitar komplek perumahan yang bisa masuk universitas seoul. Universitas ternama yang seterkenal Universitas Indonesia.
Dia memiliki mimpi bisa bekerja di sektor hukum. Namun mimpinya harus sirna karena fakultas hukum di kampusnya tidak menyediakan beasiswa. Jadilah ia kuliah di fakultas berbeasiswa, yaitu fakultas pendidikan. Mimpinya harus dibatasi masalah keuangan.
Yaa,, dia bukanlah orang kaya. Ia bahkan mengambil kerja paruh waktu di sela-sela kuliahnya. Dia bukanlah seorang gadis manja, yang menengadahkan tangan ke orang tua jika ingin sesuatu.
Suatu hari, dia mendengar kabar bahwa gaji menjadi seorang akuntan publik itu besar. Dia tidak memiliki basic akuntansi. Tapi dia berpikir dengan itu, mungkin hidupnya bisa berubah. Ia kemudian berniat untuk mengikuti ujian untuk sertifikasi CPA. Karena itu adalah syarat utama untuk seorang akuntan.
Setiap malam ia datang ke perpustakaan, mengerjakan setumpuk soal akuntansi dari buku-buku yang tebal. Ia sampai mengabaikan pacarnya demi mempersiapkan masa depannya. Tidak ada lagi kencan, tidak ada pertemuan, tidak ada makan bersama.
Hubungan Bora dan pacarnya menjadi renggang. Ia pun sebenarnya pacaran diam-diam karena tidak diizinkan orang tua berpacaran dengan marga yang sama.
Namun, yang namanya rezeki tidak akan datang ke tempat yang salah. Akhir yang bahagia pasti kita temukan, biarpun kita sedang dalam titik terendah kehidupan.
Bora akhirnya bisa memulai kembali kuliah dari awal dengan jurusan yang dia minati, jurusan hukum. Ya.. dia bisa kuliah di hukum sesuai impiannya, karena ayah Bora mendapatkan hak nya kembali dari orang yang ditolongnya dulu...
Dulu sekali, ketika Bora kecil, ayah nya menolong seseorang yang terlibat hutang besar. Setelah ditolong, orang itu kabur.
Sang ayah kebingungan, karena saat itu ia memakai uang perusahaan. Dan setelah itulah, setiap bulan gajinya dipotong untuk menutupi uang yang dipinjamkan.
Ayah Bora harus membayar pinjaman yang tidak ia lakukan. Itulah sebabnya Bora dan keluarga hidup pas-pasan.
Ia memulai semua dari awal. Ayahnya akan membiayai semua keperluan Bora dari uang yang ia tangguhkan dan gaji penuhnya. Bora pun juga tidak perlu lagi bekerja paruh waktu.
Tahun-tahun berlalu, ia berhasil bekerja di kementrian hukum. Ia bahkan berhasil mengeluarkan hukum negara untuk melegalkan pernikahan dengan marga yang sama. Ia pun dengan pacarnya yang dulu bisa menikah dan hidup bahagia.
Selesai.
Yang ingin kuberitahukan adalah, Bora dan kau memiliki kebiasaan yang sama. Ketika sedang berkonsentrasi penuh, dia akan memutar-mutarkan pulpennya di atas jari telunjuknya dengan gaya yang sama persis denganmu. Tanpa tahu sebenarnya ada yang memperhatikan setiap kali kalian melakukan itu.
Komentar
Posting Komentar