(All cast are belong SM Entertainment. I just own the story line.)
.
.
.
Wajah pucat Seohyun terbias dalam cermin, seketika itu pula ia memoleskan bedak dan lipstiknya. Tangannya memainkan alat rias itu sesuai garis-garis wajahnya. Kalau bukan karena menemui dekan, Seohyun juga tidak akan repot-repot berhias diri. Karena apperance adalah penting, untuk menimbulkan kesan mahasiswi baik, rapi dan disiplin.
"Ahh terlalu menor" kemudian dihapusnya lagi sedikit, menyisakan make-up yang natural. "Ini lebih baik" tukasnya sambil tersenyum manis. Ia kemudian membereskan semuanya, dan beranjak keluar toilet.
Sore itu langit cerah, kedua mata Seohyun menangkap Hyoyeon sedang memainkan ponselnya. Seohyun baru saja mau mengaggetkan sahabatnya itu, namun Hyoyeon sudah merasa gerak-gerik Seohyun. Hyoyeon menyapa Seohyun dengan senyuman.
Seohyun segera duduk didepan Hyoyeon kemudian dagunya ditopangkan diatas kedua tangannya.
"Mau bertemu Mr. Ahn?" tanya Seohyun, kedua matanya melirik sekilas ke berkas-berkas tebal tugas akhir milik Hyoyeon.
"Ne" sahut Hyoyeon "kau pasti ingin bertemu Mr. Moon?" tebaknya tepat. Seohyun tertawa kecil "Haha kau benar". Hyoyeon benar-benar sudah hafal tentang Seohyun. Apapun itu. Hyoyeon adalah teman yang baik. Kenyataan bahwa sebentar lagi mereka berpisah sedikit menganggu benak Seohyun.
"Sudah janjian sebelumnya?" tanya Hyoyeon membuyarkan lamunannya. Seohyun membalas dengan anggukan kecil "sudah". Diraihnya berkas milik Hyoyeon dan membukanya sekilas "Ini sudah hampir final ya Hyo. Tinggal minta tanda tangan dan kau akhirnya defense kan?"
Hyoyeon tertawa kecil "Hehe iyaa semoga saja. Tapi aku agak sedikit tegang, Seohyunie. Kalau dikasih waktu cuma dua minggu, aku seperti tidak sanggup". jawab Hyoyeon, semangatnya sedikit kendur.
Seohyun yang notabene sudah lulus defense memberikan semangat untuk sahabatnya "Kau pasti bisa, Hyo! Aku percaya itu!" ujar Seohyun memotivasi. Kenapa tidak? Seohyun saja bisa melaluinya, dia yakin Hyoyeon pun bisa. Waktu tiga jam untuk defense tidaklah se-lama yang dibayangkan.
"Aku ke dalam dulu ya" setelah mendapat anggukan dari Hyoyeon, Seohyun segera menemui Mr. Moon. Begitu sampai depan ruangannya, Seohyun mengadah sekilas ke dalam. Rupanya Mr. Moon sedang kedatangan tamu, Seohyun terpaksa menunggu di tempat itu bersama seorang pemuda yang mungkin ingin bertemu juga dengan beliau.
Pemuda dengan setelan jas itu lumayan tampan dan menarik dimata Seohyun. Wajahnya asing, terbilang muda seperti mahasiswa. Tapi sepertinya bukan mahasiswa sini, tapi entahlah, pikir Seohyun.
Tak beberapa lama, keluarlah Mr. Moon bersama rekannya. Melihat beliau mematikan lampu ruangan dan tas yang dijinjingnya, Seohyun bisa menyimpulkan pak dekan itu hendak pergi ke suatu tempat. Seohyun baru saja mau menghampiri, namun keduluan pemuda tadi.
"Permisi pak, tamu dari Malaysia sudah datang, untuk meetingnya..." sebelum pemuda itu melanjutkan katanya, Mr. Moon sudah memotong. "Saya sudah ada 4 orang yang menjadi perwakilan. Hari ini saya ada keperluan" Kemudian ia berseru keras "Miss Song! Anda juga ikut meeting ya". "Tuh sudah ada 5 perwakilan yang datang." ujarnya kepada pemuda itu.
"Kamu mengajak satu orang untuk meeting, kemudian dapat 5 orang. Bukankah itu bagus?" lanjutnya. Pemuda itu hanya mengiyakan dengan pasrah, diiringi dengan tawa dari Mr. Moon. Entah dimana lucunya. Meski orang-orang beranggapan Mr. Moon adalah orang yang santai, ramah, dan lucu, namun tetap saja Seohyun menganggapnya dia menyeramkan.
"Tapi pak, saya besok ada kelas pagi.." Miss Song terlihat mendatangi beliau berupaya menolak perintahnya dengan cara halus. Namun muka melas miss Song hanya dibalas gelengan. "Kamu ini. Sudahlah, toh tidak sampai jam 12 malam. Nanti juga dapat makan gratis kok" Seohyun hanya menyimak suasana itu dengan kalem. Tentu saja ia tidak bisa bertindak apa-apa.
"Kamu? Kenapa?" tunjuk Mr. Moon tiba-tiba ke Seohyun. Seohyun dengan cekatan mengeluarkan revisi skripsinya "mau minta tanda tangan, pak." ujar Seohyun membawa lembaran-lembaran itu dihadapan Mr. Moon.
Jantung Seohyun berdegup kencang. Dia mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dilontarkan dekannya itu, seperti "Bagaiamana sidangnya?" "Lulus dengan nilai apa?" "Siapa pengujinya?". Dan Seohyun sejujurnya sangat malas untuk menjawab pertanyaan klise dan mainstream itu.
Selesai menandatangani berkas, Mr. Moon segera berjalan keluar. Seohyun bersyukur berkali-kali, ia tidak ditanya macam-macam. Seraya memasukkan berkasnya kedalam tas, telinganya mendengar percakapan singkat.
"Pak, mau bimbingan.."
"Besok saja"
"Sebentar saja, pak. Ada yang mau saya tanyakan"
Mr. Moon meletakkan tas jinjingnya di lantai dan duduk kembali "Tanya yang mana?"
Rupanya ada mahasiswa yang mau bimbingan. Seohyun berdecak kagum. seberapa pun sibuknya ternyata Mr. Moon mau meluangkan waktu untuk mahasiswa bimbingannya. Ada sisi friendly dan welcome juga, karena selama ini Seohyun menilai orang ini dengan penuh ketakutan. Seohyun melirik ke rekan Mr. Moon yang sepertinya sudah jengah karena banyak sekali orang yang berkepentingan dengan Mr. Moon.
Setelah berbasa-basi mengucapkan terima kasih dengan Mr. Moon, Seohyun kembali ke kursi tadi, tempat Hyoyeon menunggu.
To Be Continue
Komentar
Posting Komentar