(All cast are belong SM Entertainment. I just own the story line)
"Siapa orang itu?"
Seohyun merengkuh bukunya lebih erat. Matanya menelusuri tiap baris bacaan, namun sebenarnya tak ada yang bisa ia tangkap. Pertanyaan eomma-nya yang membuat dirinya agak linglung.
Ia hanya berpura-pura membaca untuk menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah.
Perasaannya pada orang itu. Membiarkan eomma mengetahuinya atau tetap ia simpan rapat-rapat.
"Hokshi.. Changminie?" tanya eomma
Seohyun menggeleng, "Aniyo eomma"
Beginilah kalau ia sudah berbicara empat mata dengan Ibunya. Beliau akan terus mengusiknya dengan berbagai pertanyaan. Terlebih lagi kepada pria yang Seohyun suka. Seohyun sebenarnya ingin sekali terbuka, namun ia merasa malu.
"Siwon-ssi?" terka Ibunya lagi, sukses membuat Seohyun terhenyak. Dia tak sangka eommanya bisa hafal semua nama temannya.
"Aku mana mungkin menyukainya, eomma. Bukan dia. Jeongmal aniimnida"
Dahi Joo ahjuma mengerut, ia berusaha menebak hati putri kecilnya "Siapa lagi lelaki yang ada dikelasmu? Apa eomma mengenalnya?"
"Aku pernah cerita tentangnya."sahut Seohyun. Ia berkali-kali berdoa dalam hati semoga eomma tidak ingat.
"Geurrae.."
Joo ahjuma kembali termenung lama. Ia lupa bahwa Joo ahjussi, appa Seohyun sudah menunggu makan malam dibawah. Rencana memanggil putrinya untuk makan malam pupus, ia malah asyik curhat bersama Seohyun.
"Jangan-jangan......."
Eomma menatap Seohyun berbinar dan tersenyum lembut "Ketua kelas itu, benar bukan?"
Seohyun mengangguk malu. Hatinya gembira, namun ia tahan. Ia menghembuskan nafas berat saat eommanya masih terlihat mengingat sesuatu.
Sepertinya tak perlu disembunyikan lagi. Ia tak tega membiarkan eommanya terus-terusan berfikir.
"Namanya.. Cho Kyuhyun, eomma"
"Cho.. Kyu.. Hyun?"
"Ye.."
.
.
.
Seohyun mengerjapkan matanya pada langit-langit kamar yang gelap. Ia masih terjaga. Malam ini terasa dingin, padahal dia sudah pakai selimut.
Ia kemudian meletakkan telapak tangannya tepat diatas dada sambil dengan tegar berujar pelan "Aku akan baik-baik saja"
Hal yang mengganggu pikirannya adalah penyesalan. Ia menyesal telah terbuka pada eommanya. Ia menyesal telah menceritakan semuanya.
"Nak, jangan dekat lagi dengannya. Jangan pernah berhubungan lagi dengan Kyuhyun. Kalau pun harus bicara, bicaralah sekedarnya. Jangan sampai mencintainya"
Masih teringat jelas nasihat eomma seusai makan malam tadi. Seohyun agak kaget, namun apa boleh buat? Sebagai anak yang berbakti ia akan melaksanakan apa yang eomma inginkan.
Tadinya eomma dan appa akan menyetujui hubungannya dengan Kyuhyun dan memberikan semangat pada Seohyun.
Namun setelah Seohyun menceritakan hal "crucial" itu, kedua orang tuanya berubah 180 derajat. Mereka berdua langsung menyangkal dan meminta Seohyun supaya jauh-jauh dari Kyuhyun.
Seohyun bergolak ke sisi lain tempat tidur. Air matanya menetes perlahan. Malam ini hatinya sakit. Ia pikir bukan masalah besar jika harus menjauhi Kyuhyun, tapi setelah ia bayangkan ternyata tidak mudah.
Namun ia harus tahu, ini semua demi kebaikan.
"Demi eomma dan appa, aku tidak akan berhubungan lagi dengannya. Aku janji eomma, appa."
Seohyun dengan lirih berdo'a sebelum ia memejamkan matanya.
Malam ini, ia yakin rasa sakit akan berlalu dan kesembuhan akan datang di hari esok.
"Siapa orang itu?"
Seohyun merengkuh bukunya lebih erat. Matanya menelusuri tiap baris bacaan, namun sebenarnya tak ada yang bisa ia tangkap. Pertanyaan eomma-nya yang membuat dirinya agak linglung.
Ia hanya berpura-pura membaca untuk menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah.
Perasaannya pada orang itu. Membiarkan eomma mengetahuinya atau tetap ia simpan rapat-rapat.
"Hokshi.. Changminie?" tanya eomma
Seohyun menggeleng, "Aniyo eomma"
Beginilah kalau ia sudah berbicara empat mata dengan Ibunya. Beliau akan terus mengusiknya dengan berbagai pertanyaan. Terlebih lagi kepada pria yang Seohyun suka. Seohyun sebenarnya ingin sekali terbuka, namun ia merasa malu.
"Siwon-ssi?" terka Ibunya lagi, sukses membuat Seohyun terhenyak. Dia tak sangka eommanya bisa hafal semua nama temannya.
"Aku mana mungkin menyukainya, eomma. Bukan dia. Jeongmal aniimnida"
Dahi Joo ahjuma mengerut, ia berusaha menebak hati putri kecilnya "Siapa lagi lelaki yang ada dikelasmu? Apa eomma mengenalnya?"
"Aku pernah cerita tentangnya."sahut Seohyun. Ia berkali-kali berdoa dalam hati semoga eomma tidak ingat.
"Geurrae.."
Joo ahjuma kembali termenung lama. Ia lupa bahwa Joo ahjussi, appa Seohyun sudah menunggu makan malam dibawah. Rencana memanggil putrinya untuk makan malam pupus, ia malah asyik curhat bersama Seohyun.
"Jangan-jangan......."
Eomma menatap Seohyun berbinar dan tersenyum lembut "Ketua kelas itu, benar bukan?"
Seohyun mengangguk malu. Hatinya gembira, namun ia tahan. Ia menghembuskan nafas berat saat eommanya masih terlihat mengingat sesuatu.
Sepertinya tak perlu disembunyikan lagi. Ia tak tega membiarkan eommanya terus-terusan berfikir.
"Namanya.. Cho Kyuhyun, eomma"
"Cho.. Kyu.. Hyun?"
"Ye.."
.
.
.
Seohyun mengerjapkan matanya pada langit-langit kamar yang gelap. Ia masih terjaga. Malam ini terasa dingin, padahal dia sudah pakai selimut.
Ia kemudian meletakkan telapak tangannya tepat diatas dada sambil dengan tegar berujar pelan "Aku akan baik-baik saja"
Hal yang mengganggu pikirannya adalah penyesalan. Ia menyesal telah terbuka pada eommanya. Ia menyesal telah menceritakan semuanya.
"Nak, jangan dekat lagi dengannya. Jangan pernah berhubungan lagi dengan Kyuhyun. Kalau pun harus bicara, bicaralah sekedarnya. Jangan sampai mencintainya"
Masih teringat jelas nasihat eomma seusai makan malam tadi. Seohyun agak kaget, namun apa boleh buat? Sebagai anak yang berbakti ia akan melaksanakan apa yang eomma inginkan.
Tadinya eomma dan appa akan menyetujui hubungannya dengan Kyuhyun dan memberikan semangat pada Seohyun.
Namun setelah Seohyun menceritakan hal "crucial" itu, kedua orang tuanya berubah 180 derajat. Mereka berdua langsung menyangkal dan meminta Seohyun supaya jauh-jauh dari Kyuhyun.
Seohyun bergolak ke sisi lain tempat tidur. Air matanya menetes perlahan. Malam ini hatinya sakit. Ia pikir bukan masalah besar jika harus menjauhi Kyuhyun, tapi setelah ia bayangkan ternyata tidak mudah.
Namun ia harus tahu, ini semua demi kebaikan.
"Demi eomma dan appa, aku tidak akan berhubungan lagi dengannya. Aku janji eomma, appa."
Seohyun dengan lirih berdo'a sebelum ia memejamkan matanya.
Malam ini, ia yakin rasa sakit akan berlalu dan kesembuhan akan datang di hari esok.
Komentar
Posting Komentar