Aku punya banyak teman. Dua ribu sekian di facebook, dua ratusan di twitter dan mungkin dua puluhan di kehidupan nyata. Diantara itu ada satu yang aku anggap spesial. Dia ada di facebook. Dia ada di twitter. Dia ada di dunia nyata juga. ^^
Sayangnya, kita terpisah jarak yang sangaaaat jauh. Berkilo-kilo meter dan bermil-mil jauhnya. Kita satu sekolah dulu, satu kelas, dan terkadang satu hati. Sekarang masih nyimpen nomornya, tapi dia jarang sms sama telfon.
Dulu waktu-waktu kita jarang ketemu, hari-hari setelah kelulusan dia selalu sms "kamu mah kalo gak di sms duluan gak pernah sms"
Dan lama-kelamaan malah gantian dia. Hihihi.
Dia anak yang baik, pekerja keras, tulus dan melankolis. Temennya banyak termasuk aku. Dan dia kayaknya gak tau kalau aku nganggep dia spesial. Mungkin bukan hanya aku aja. Semua yang mengenalnya akan berpikiran sama.
Dia suka kirim puisi dan ungkapan pas lagi aku ulang tahun. Aku pun sebaliknya. Dia suka manggil aku uri angel. Katanya aku baik. Aku jadi pengen ketawa aja, aku gak sebaik yang dia pikir padahal kekeke. #nyadar ^^
Pernah sekali dia kerumahku sama temen yang lainnya. Dan dia dapet kesan dari mamaku, katanya temen spesial aku itu keliatan yang paling cantik, paling dewasa, dan paling sopan. Yaa, aku seneng dengernya.
Aku inget banget kita pernah bikin memorizink book berdua. Buku yang didedikasikan untuk kebersamaan kami sekelas dan dibaca sama temen-temen sekelas.
Hmm..
Apalagi ya?
Intinya cuma satu sih.
Aku lagi kangen dia. Bogosipda...
Dia lebih baik dari aku. Yang sebenernya angel tuh dia. Kalau diinget aku malah yang kelihatan jahat. Pernah bocorin rahasianya, minjem buku gak dibalikin, diajak jalan gak pernah mau. Bersalah aja bawanya.
Aku juga kadang nangis kalo baca-baca pesan fb kita dulu-dulu. Itu pesan banyak macemnya, dari bahas FF, oppadeul suju, kangen-kangenan, melo-meloan, sampe main hina-hinaan pun ada.
Coba kita tetanggaan. Aku mau cerita banyak, terus aku juga mau denger cerita dari dia juga. Tentang kerjaan, tentang oppadeul, tentang korea, tentang cowok pastinya dan beberapa rahasia secara face to face.
Ngomong soal rahasia, I have one. Bukan rahasia, lebih tepatnya jawaban menarik atas kasus 31 oktober 2012.
Dimana saat itu ada peneror untuk memecah persahabatan kami. Total kami ada tujuh, termasuk aku dan dia yang spesial. Kami sama sekali gak tau identitas peneror. Dia hanya memberikan serangan di dunia maya tanpa menampakkan diri pakai akun palsu.
Tidak lebih dari sebulan, dia terus-terusan seperti ingin menjatuhkan kami. Mengganggu, mengadu domba, menghina. Tak lama dia hilang meninggalkan pesan "Persahabatan kalian ternyata tidak sebaik yang terlihat, aku senang bermain-main dengan kalian. Selamat tinggal"
Tidak ada efek apapun kecuali kenangan buruk. Kami semua terluka atas hujatannya, kata-katanya yang kotor dan hinaannya.
Setahun berlalu mungkin semuanya sudah lupa, tapi tidak untuk aku.
Baru-baru ini aku tau identitas asli peneror itu, yang tidak lain adalah teman yang kita lihat setiap hari. Teman yang terhitung salah satu diantara kita.
Aku sudah coba bicarakan ini ke teman yang lainnya. Dia tak menanggapi. Aku ingin bicara ke temen spesialku itu, tapi ternyata dia pernah deket dengan si peneror. Aku bisa saja menceritakkannya. Tapi secara empat mata.
Mungkin terlihat salah ketika kita membuka lagi kasus yang sudah ditutup. Tapi aku ingin bicara dengan teman spesialku itu. Apa solusi sebaiknya? Membiarkan atau mengungkap? Kalau dibiarkan aku merasa tidak tenang. Takut kejadian yang sama terulang lagi. Kalau diungkap kami akan kehilangan satu teman yang tanpa mereka tahu adalah tersangka sebenarnya.
Hmm, aku ingin rumah kita dekat, teman spesial. Dan kita bicarakan. ^^
Kalau kau bilang ungkap, maka aku ungkapkan. Begitu pun sebaliknya. Sejujurnya si peneror itu juga banyak membantuku sebelum aku tau. Tapi sekarang aku sudah terlanjur terluka, mungkin agak keki mau minta bantuan lagi.
Sayangnya, kita terpisah jarak yang sangaaaat jauh. Berkilo-kilo meter dan bermil-mil jauhnya. Kita satu sekolah dulu, satu kelas, dan terkadang satu hati. Sekarang masih nyimpen nomornya, tapi dia jarang sms sama telfon.
Dulu waktu-waktu kita jarang ketemu, hari-hari setelah kelulusan dia selalu sms "kamu mah kalo gak di sms duluan gak pernah sms"
Dan lama-kelamaan malah gantian dia. Hihihi.
Dia anak yang baik, pekerja keras, tulus dan melankolis. Temennya banyak termasuk aku. Dan dia kayaknya gak tau kalau aku nganggep dia spesial. Mungkin bukan hanya aku aja. Semua yang mengenalnya akan berpikiran sama.
Dia suka kirim puisi dan ungkapan pas lagi aku ulang tahun. Aku pun sebaliknya. Dia suka manggil aku uri angel. Katanya aku baik. Aku jadi pengen ketawa aja, aku gak sebaik yang dia pikir padahal kekeke. #nyadar ^^
Pernah sekali dia kerumahku sama temen yang lainnya. Dan dia dapet kesan dari mamaku, katanya temen spesial aku itu keliatan yang paling cantik, paling dewasa, dan paling sopan. Yaa, aku seneng dengernya.
Aku inget banget kita pernah bikin memorizink book berdua. Buku yang didedikasikan untuk kebersamaan kami sekelas dan dibaca sama temen-temen sekelas.
Hmm..
Apalagi ya?
Intinya cuma satu sih.
Aku lagi kangen dia. Bogosipda...
Dia lebih baik dari aku. Yang sebenernya angel tuh dia. Kalau diinget aku malah yang kelihatan jahat. Pernah bocorin rahasianya, minjem buku gak dibalikin, diajak jalan gak pernah mau. Bersalah aja bawanya.
Aku juga kadang nangis kalo baca-baca pesan fb kita dulu-dulu. Itu pesan banyak macemnya, dari bahas FF, oppadeul suju, kangen-kangenan, melo-meloan, sampe main hina-hinaan pun ada.
Coba kita tetanggaan. Aku mau cerita banyak, terus aku juga mau denger cerita dari dia juga. Tentang kerjaan, tentang oppadeul, tentang korea, tentang cowok pastinya dan beberapa rahasia secara face to face.
Ngomong soal rahasia, I have one. Bukan rahasia, lebih tepatnya jawaban menarik atas kasus 31 oktober 2012.
Dimana saat itu ada peneror untuk memecah persahabatan kami. Total kami ada tujuh, termasuk aku dan dia yang spesial. Kami sama sekali gak tau identitas peneror. Dia hanya memberikan serangan di dunia maya tanpa menampakkan diri pakai akun palsu.
Tidak lebih dari sebulan, dia terus-terusan seperti ingin menjatuhkan kami. Mengganggu, mengadu domba, menghina. Tak lama dia hilang meninggalkan pesan "Persahabatan kalian ternyata tidak sebaik yang terlihat, aku senang bermain-main dengan kalian. Selamat tinggal"
Tidak ada efek apapun kecuali kenangan buruk. Kami semua terluka atas hujatannya, kata-katanya yang kotor dan hinaannya.
Setahun berlalu mungkin semuanya sudah lupa, tapi tidak untuk aku.
Baru-baru ini aku tau identitas asli peneror itu, yang tidak lain adalah teman yang kita lihat setiap hari. Teman yang terhitung salah satu diantara kita.
Aku sudah coba bicarakan ini ke teman yang lainnya. Dia tak menanggapi. Aku ingin bicara ke temen spesialku itu, tapi ternyata dia pernah deket dengan si peneror. Aku bisa saja menceritakkannya. Tapi secara empat mata.
Mungkin terlihat salah ketika kita membuka lagi kasus yang sudah ditutup. Tapi aku ingin bicara dengan teman spesialku itu. Apa solusi sebaiknya? Membiarkan atau mengungkap? Kalau dibiarkan aku merasa tidak tenang. Takut kejadian yang sama terulang lagi. Kalau diungkap kami akan kehilangan satu teman yang tanpa mereka tahu adalah tersangka sebenarnya.
Hmm, aku ingin rumah kita dekat, teman spesial. Dan kita bicarakan. ^^
Kalau kau bilang ungkap, maka aku ungkapkan. Begitu pun sebaliknya. Sejujurnya si peneror itu juga banyak membantuku sebelum aku tau. Tapi sekarang aku sudah terlanjur terluka, mungkin agak keki mau minta bantuan lagi.
Komentar
Posting Komentar