(All cast are belong SM Entertainment)
Minggu siang itu di bangku panjang taman pinggiran kota duduklah seorang pria. Topi, jas, kacamata, dan celana panjang itu memberikan kesan misterius padanya. Orang-orang yang berlalu lalang pun acuh tak acuh akan kehadirannya.
Pria itu merunduk dalam-dalam. Pikirannya stres dan merasa frustasi karena hutang-hutangnya pada rentenir belum terbayarkan. Ditambah lagi dia belum dapat panggilan pekerjaan. sebulan yang lalu ia harus menerima kenyataan pahit untuk di PHK dari kantornya karena keseringan cuti.
Pria itu bernama Choi Siwon. (Langsung ada penggebukan massal dari fans Siwon)
Wajahnya yang rupawan di tambah garis-garis bak konglomerat memang bisa menipu orang-orang. Tapi siapa yang tahu dia sesungguhnya adalah orang miskin? Tak seorang pun.
Dalam situasi stres seperti itu, sebuah bisikan jahat muncul. Tak dapat bertindak lebih, apalagi menolak, bisikan jahat itu pun menguasai dirinya.
Sepertinya ide bagus, jika menculik saja. Dia akan menculik anak kecil dan meminta tebusan sesuai dengan jumlah hutangnya. Yaitu satu juta delapan ratus empat puluh tiga ribu lima ratus won.
Ya, itu jalan satu-satunya yang terbaik.
Tapi ia memikirkannya ulang. Sepertinya jika masuk ke headline koran itu tidak akan keren.
"PENCULIK DARI XXX MEMINTA TEBUSAN SATU JUTA DELAPAN RATUS EMPAT PULUH TIGA RIBU LIMA RATUS WON"
Baiklah, digenapkan menjadi dua juta won saja. Lumayan sisanya buat laundry baju sama beli makanan buat beckam, anjing peliharaannya.
Setelah memantapkan niatnya, ia buru-buru mencari mangsa. Tidak sampai lama dia menemukan anak laki-laki yang sedang bermain sendirian. Siwon langsung menghampirinya.
"Hai nak! Ikut om yuk! Om beliin mainan" sapa Siwon ramah pada anak itu
"Enggak ah om. Kata mama jangan mau ikut ajakan orang asing" jawab anak itu ringan
Siwon mengkeret. Anak jaman sekarang pinter-pinter ya.
"Tapi mama gak bicara apa-apa tuh soal dibeliin mainan. Yaudah deh, aku mau." lanjut anak kecil itu. Siwon mendadak sumringah.
"Kenalan dulu deh om. Namaku Kyuhyun. Om siapa?"
"Namaku, Choi Siwon. Panggil aja om Siwon..ups!" Dia keceplosan. Kalau begitu sama aja mempermudah polisi buat nangkep dia.
"Oh om Siwon. Yaudah ayuk kita ke toko mainan sekarang."
Kyuhyun berjalan santai menuju toko mainan. Dari belakang Siwon nyusul ngikutin Kyuhyun.
Siwon mikir-mikir lagi. Perasaan, dia yang jadi penculik, kenapa dia harus nurut sama yang diculik. Itu tidak benar.
"Eum, Nak Kyuhyun. Boleh minta nomor telefon rumahmu?"
Kyuhyun langsung menepi ke pinggir jalan dengan takut "Kok tiba-tiba nanya itu?!! Jangan-jangan om ini...."
Oh tidak. Bisa tamat riwayat Siwon kalo Kyuhyun teriak dia penculik. Bisa digebuk massa. Malah tempat ini lagi rame banget.
"Om ini.. Om ini..."
"Bukan.. bukan seperti yang kamu pikirkan"
"Om ini naksir sama aku ya??! Oh~ aku tau kenapa om mau beliin aku mainan. Gak mau! Aku gak segampang itu om"
Gubrakkkkk!!!
"Hey hey. Tidak seperti itu. Om hanya ingin memberi tahu mama kamu saja kok" Siwon berjongkok menarik-narik pinggiran baju Kyuhyun. Merajuk.
"Baiklah, aku percaya"
"Sekarang cepat beritahu" ujar Siwon. Pulpen dan note kecil telah disiapkan di sakunya.
"Delapan.."
"Terus?"
"Enam.."
"Iya?"
"Eumm....." Kyuhyun terlihat kesulitan
"Kenapa? Kau lupa?"
"Mungkin kalo makan chesseburger aku jadi ingat." sahut Kyuhyun, matanya menatap bangunan Mc donald yang tak jauh dari tempat itu.
Siwon menepuk jidatnya. Dasar bocah oportunis, pikirnya.
"Geurrae, kau akan mendapatkannya" terpaksa harus pasrah demi uang dua juta.
"Woy! Kyuhyun ah!"
Belum juga melangkah, Siwon dan Kyuhyun dikejutkan oleh teriakan nyaring.
"Eh, Changmin! Jonghyun! Minho! Victoria!" Kyuhyun mengabsen 4 temannya yang berlari menuju dia.
"Sedang apa kau disini?" tanya Victoria
"Aku mau ditraktir makan sama om Siwon" sahut Kyuhyun bangga
"Benarkah?" Changmin antusias
Siwon punya firasat buruk.
"Tapi om itu mencurigakan. Lihat saja bajunya hitam semua" bisik Jonghyun. Anak kecil yang paling peka diantara mereka.
"Iya aku sedikit ragu. Itu bukan seperti om baik. Dia lebih terlihat seperti penculik" tambah Minho
Siwon sedang berusaha sabar. Kesal sih ada 5 bocah ingusan yang sedang membicarakan buruk tentang dirinya. Namun dia sebagai penculik professional tak mau kalah. Ia harus bersikap manis.
"Tidak.. bukan seperti itu. Om itu punya penyakit suka nraktir orang. Kalau belum nraktir orang, penyakit om kambuh" ungkap Siwon dengan nada mengiba
"Benarkah? Kasihan om Siwon" ujar Victoria
"Iya kasihan. Lebih baik kita bantu saja." kata Changmin
Setelah berunding sebentar, Kyuhyun kemudian angkat bicara "Om kita semua bersedia bantu om. Kita semua mau kok ditraktir om"
"Terima kasih" air mata Siwon menetes. Bukan! Bukan karena terharu. Tapi karena apes! Dia sudah memprediksi uangnya akan habis setelah itu.
Beberapa saat kemudian..
Siwon meratap isi dompetnya. Tersisa sepuluh ribu won. Ongkos bus aja tak cukup untuk membawanya pulang. Mau untung malah buntung.
Mati aja deh. T_T
"Enak ya!"
"Iya, ayo kita ucapkan terima kasih"
"Terima kasih om Siwon!" ujar mereka serempak
"Om Siwon cuma serem aja. Tapi hatinya baik. Gak nyangka ya" sahut Jonghyun
Eh?
Siwon tersadar sesuatu. Ia langsung melepas kacamata hitamnya.
Entah, hatinya merasa senang melihat tawa dari anak-anak itu. Dia tiba-tiba tidak mau kehilangan keceriaan itu. Amatlah salah ia tadi sudah punya niat menculik.
Anak-anak itu telah memberinya pelajaran.
Siwon mengaku khilaf. Baiklah, saat ini ia harus berjanji, ia akan melunasi hutang itu dengan kerja keras. Bukan dengan suatu yang instan namun haram.
Siwon segera beranjak pergi namun sebuah suara menahannya.
"Om Siwon!"
Siwon menoleh, kemudian mendapati Kyuhyun mengulas senyum bak anak kecil yang manis. Dengan lembut Kyuhyun berujar "Kalau penyakitnya kambuh lagi. Telfon kami saja om.."
Gubraakkk! Anak jaman sekarang tidak tahu malu yaa -__-
"Hahaha iya iya"
THE END
Minggu siang itu di bangku panjang taman pinggiran kota duduklah seorang pria. Topi, jas, kacamata, dan celana panjang itu memberikan kesan misterius padanya. Orang-orang yang berlalu lalang pun acuh tak acuh akan kehadirannya.
Pria itu merunduk dalam-dalam. Pikirannya stres dan merasa frustasi karena hutang-hutangnya pada rentenir belum terbayarkan. Ditambah lagi dia belum dapat panggilan pekerjaan. sebulan yang lalu ia harus menerima kenyataan pahit untuk di PHK dari kantornya karena keseringan cuti.
Pria itu bernama Choi Siwon. (Langsung ada penggebukan massal dari fans Siwon)
Wajahnya yang rupawan di tambah garis-garis bak konglomerat memang bisa menipu orang-orang. Tapi siapa yang tahu dia sesungguhnya adalah orang miskin? Tak seorang pun.
Dalam situasi stres seperti itu, sebuah bisikan jahat muncul. Tak dapat bertindak lebih, apalagi menolak, bisikan jahat itu pun menguasai dirinya.
Sepertinya ide bagus, jika menculik saja. Dia akan menculik anak kecil dan meminta tebusan sesuai dengan jumlah hutangnya. Yaitu satu juta delapan ratus empat puluh tiga ribu lima ratus won.
Ya, itu jalan satu-satunya yang terbaik.
Tapi ia memikirkannya ulang. Sepertinya jika masuk ke headline koran itu tidak akan keren.
"PENCULIK DARI XXX MEMINTA TEBUSAN SATU JUTA DELAPAN RATUS EMPAT PULUH TIGA RIBU LIMA RATUS WON"
Baiklah, digenapkan menjadi dua juta won saja. Lumayan sisanya buat laundry baju sama beli makanan buat beckam, anjing peliharaannya.
Setelah memantapkan niatnya, ia buru-buru mencari mangsa. Tidak sampai lama dia menemukan anak laki-laki yang sedang bermain sendirian. Siwon langsung menghampirinya.
"Hai nak! Ikut om yuk! Om beliin mainan" sapa Siwon ramah pada anak itu
"Enggak ah om. Kata mama jangan mau ikut ajakan orang asing" jawab anak itu ringan
Siwon mengkeret. Anak jaman sekarang pinter-pinter ya.
"Tapi mama gak bicara apa-apa tuh soal dibeliin mainan. Yaudah deh, aku mau." lanjut anak kecil itu. Siwon mendadak sumringah.
"Kenalan dulu deh om. Namaku Kyuhyun. Om siapa?"
"Namaku, Choi Siwon. Panggil aja om Siwon..ups!" Dia keceplosan. Kalau begitu sama aja mempermudah polisi buat nangkep dia.
"Oh om Siwon. Yaudah ayuk kita ke toko mainan sekarang."
Kyuhyun berjalan santai menuju toko mainan. Dari belakang Siwon nyusul ngikutin Kyuhyun.
Siwon mikir-mikir lagi. Perasaan, dia yang jadi penculik, kenapa dia harus nurut sama yang diculik. Itu tidak benar.
"Eum, Nak Kyuhyun. Boleh minta nomor telefon rumahmu?"
Kyuhyun langsung menepi ke pinggir jalan dengan takut "Kok tiba-tiba nanya itu?!! Jangan-jangan om ini...."
Oh tidak. Bisa tamat riwayat Siwon kalo Kyuhyun teriak dia penculik. Bisa digebuk massa. Malah tempat ini lagi rame banget.
"Om ini.. Om ini..."
"Bukan.. bukan seperti yang kamu pikirkan"
"Om ini naksir sama aku ya??! Oh~ aku tau kenapa om mau beliin aku mainan. Gak mau! Aku gak segampang itu om"
Gubrakkkkk!!!
"Hey hey. Tidak seperti itu. Om hanya ingin memberi tahu mama kamu saja kok" Siwon berjongkok menarik-narik pinggiran baju Kyuhyun. Merajuk.
"Baiklah, aku percaya"
"Sekarang cepat beritahu" ujar Siwon. Pulpen dan note kecil telah disiapkan di sakunya.
"Delapan.."
"Terus?"
"Enam.."
"Iya?"
"Eumm....." Kyuhyun terlihat kesulitan
"Kenapa? Kau lupa?"
"Mungkin kalo makan chesseburger aku jadi ingat." sahut Kyuhyun, matanya menatap bangunan Mc donald yang tak jauh dari tempat itu.
Siwon menepuk jidatnya. Dasar bocah oportunis, pikirnya.
"Geurrae, kau akan mendapatkannya" terpaksa harus pasrah demi uang dua juta.
"Woy! Kyuhyun ah!"
Belum juga melangkah, Siwon dan Kyuhyun dikejutkan oleh teriakan nyaring.
"Eh, Changmin! Jonghyun! Minho! Victoria!" Kyuhyun mengabsen 4 temannya yang berlari menuju dia.
"Sedang apa kau disini?" tanya Victoria
"Aku mau ditraktir makan sama om Siwon" sahut Kyuhyun bangga
"Benarkah?" Changmin antusias
Siwon punya firasat buruk.
"Tapi om itu mencurigakan. Lihat saja bajunya hitam semua" bisik Jonghyun. Anak kecil yang paling peka diantara mereka.
"Iya aku sedikit ragu. Itu bukan seperti om baik. Dia lebih terlihat seperti penculik" tambah Minho
Siwon sedang berusaha sabar. Kesal sih ada 5 bocah ingusan yang sedang membicarakan buruk tentang dirinya. Namun dia sebagai penculik professional tak mau kalah. Ia harus bersikap manis.
"Tidak.. bukan seperti itu. Om itu punya penyakit suka nraktir orang. Kalau belum nraktir orang, penyakit om kambuh" ungkap Siwon dengan nada mengiba
"Benarkah? Kasihan om Siwon" ujar Victoria
"Iya kasihan. Lebih baik kita bantu saja." kata Changmin
Setelah berunding sebentar, Kyuhyun kemudian angkat bicara "Om kita semua bersedia bantu om. Kita semua mau kok ditraktir om"
"Terima kasih" air mata Siwon menetes. Bukan! Bukan karena terharu. Tapi karena apes! Dia sudah memprediksi uangnya akan habis setelah itu.
Beberapa saat kemudian..
Siwon meratap isi dompetnya. Tersisa sepuluh ribu won. Ongkos bus aja tak cukup untuk membawanya pulang. Mau untung malah buntung.
Mati aja deh. T_T
"Enak ya!"
"Iya, ayo kita ucapkan terima kasih"
"Terima kasih om Siwon!" ujar mereka serempak
"Om Siwon cuma serem aja. Tapi hatinya baik. Gak nyangka ya" sahut Jonghyun
Eh?
Siwon tersadar sesuatu. Ia langsung melepas kacamata hitamnya.
Entah, hatinya merasa senang melihat tawa dari anak-anak itu. Dia tiba-tiba tidak mau kehilangan keceriaan itu. Amatlah salah ia tadi sudah punya niat menculik.
Anak-anak itu telah memberinya pelajaran.
Siwon mengaku khilaf. Baiklah, saat ini ia harus berjanji, ia akan melunasi hutang itu dengan kerja keras. Bukan dengan suatu yang instan namun haram.
Siwon segera beranjak pergi namun sebuah suara menahannya.
"Om Siwon!"
Siwon menoleh, kemudian mendapati Kyuhyun mengulas senyum bak anak kecil yang manis. Dengan lembut Kyuhyun berujar "Kalau penyakitnya kambuh lagi. Telfon kami saja om.."
Gubraakkk! Anak jaman sekarang tidak tahu malu yaa -__-
"Hahaha iya iya"
THE END
Komentar
Posting Komentar