(All cast are belong SM Entertainment)
"Sayang, ada telefon tuh"
Suara yang sangat Kyuhyun kenal, tiba-tiba muncul dari bilik pintu kamarnya. Tanpa melepas pandangan dari PS3nya, Kyuhyun bertanya "Dari siapa, umma?"
"Katanya teman sekelas kamu, umma gak tanya namanya. Kamu angkat gih, orangnya udah nunggu" sahut Ibu penuh kasih sayang. Ibu Kyuhyun segera menutup pintu kamar anaknya setelah mendapat gumaman singkat.
"Pasti Donghae, si ikan itu lagi" cetus Kyuhyun sok tau. Ia terpaksa beranjak untuk meninggalkan game kesayangannya saban sebentar.
Kyuhyun mengantisipasi pendengarannya setelah gagang telfon rumah itu diraihnya. Dia memprediksi kata apa yang pertama keluar dari telfon itu, seperti...
"Kyuhyun, besok ada pe er gak?"
Atau mungkin...
"Kyuhyun, nomor 1 lo udah belom, besok pagi gw nyontek ya?"
"Kyuhyun, materi ujian emteka apa aja?"
dan peribahasa-peribahasa dunia pelajaran lainnya.
"Yoboseyo?" sapa Kyuhyun kepada si penelpon. Sepersekian detik, alisnya bertautan, heran karena suara diseberang bukan suara Donghae, Eunhyuk, atau siapapun yang jadi teman sekelasnya.
"Nuguseyo?" tanya Kyuhyun pada si pemilik suara asing itu. Awalnya Kyuhyun mengira telfon itu salah sambung. Namun karena orang asing itu mengetahui namanya, ia jadi sangsi.
Tak ada jawaban dari seberang. Kyuhyun paham, orang yang tidak ingin identitasnya diketahui itu, ingin dirinya melakukan sesuatu. Atau kemungkinan terburuk adalah meneror dirinya. Ia sama sekali tak gentar atau takut, justru malah menyeringai sedikit.
"Ada keperluan apa menelfon?" tanyanya setelah keheningan berlalu beberapa saat. Kyuhyun menajamkan pendengarannya ketika orang asing di seberang menyebutkan kata besok sore, gudang sekolah, dan empat mata.
"Kalau ingin menyampaikan sesuatu, lebih baik seka..."
Tut tut tut..
Nada sambungan telepon terputus sebelum Kyuhyun selesai bicara. Bahkan Kyuhyun belum menyanggupi permintaan untuk bertemu di gudang sekolah, besok sore dan empat mata. Ia segera menutup telfon dengan wajah bertanya-tanya.
"Apa gw terlalu populer?" gerutunya. Ia yakin, penelfon tadi itu tidak lain dan tidak bukan hanyalah seorang namja biasa yang yeojachingu-nya tergila-gila akan Kyuhyun. Seorang namja yang terbakar api cemburu karena ditolak yeojanya pergi kencan sebab yeoja itu memilih Kyuhyun.
"Emang kalo gw rupawan, salah gw? Yeojanya aja kali yang gak bisa liat cowok ganteng dikit. Oh fans.. well, let's see.." celetuknya lebih-lebih pada dirinya sendiri. Ia segera melesat ke kamarnya, melanjutkan game yang tertunda.
~~oOo~~~~~oOo~~~~~oOo~~~~~oOo~~~
"Seo Joohyun?"
Refleks Kyuhyun menorehkan kepalanya kebelakang, memastikan bahwa sosok itu datang. Yap, dia memang datang, tapi sepertinya ada yang berbeda.
"Hadir, saem.." ujar Seohyun lirih. Songsaengnim menjeda panggilan daftar absennya dan berujar dengan lembut "Kalau sakit, ke UKS saja Seohyun ah"
Seohyun langsung menggeleng cepat "Anii, saem. Aku baik-baik saja" pungkasnya.
"Seohyun kenapa?" bisik teman semeja Kyuhyun, ketika Kyuhyun juga sedang mengira-ngira hal yang sama.
"Sakit mungkin.." jawab Kyuhyun seadanya. Ia kembali memusatkan konsentrasinya, setelah diinterupsi barusan.
Namun seperti tak cukup dengan jawaban seperti itu, teman semejanya melanjutkan lagi "Sakit apa?"
"Mana aku tahu, Siwon! Tanya saja padanya.." sentak Kyuhyun sedikit, berusaha menahan suaranya agar tidak kedengaran Songsaengnim.
"Iya, santai saja dong, bro" Siwon juga ikut kembali ke bacaannya sambil sesekali melirik Seohyun, tak tega. Ingin rasanya Siwon memberi makan siangnya plus obat penawar untuk mengatasi rasa sakit Seohyun.
"Siwon.."
"Hmm?"
"Aku butuh bantuanmu" Siwon langsung terpaku, begitu melihat Kyuhyun tengah menatapnya penuh intimidasi. Tatapan Kyuhyun bukanlah seperti orang yang meminta bantuan, lebih tepatnya orang yang memaksa harus dibantu.
"Tak masalah, asal tidak meminta aku jadi pacarmu. Aku masih normal, Kyuhyun" Siwon bergidik ngeri. Satu sikutan mendarat di lengan Siwon.
"Tentu saja bukan itu! Ini serius.."
"Lalu apa?"
Kyuhyun berpikir sebentar, hendak menemukan kata yang cocok untuk memancing Siwon. "Begini.. kau itu kan kekar, punya ABS, ditakuti orang, juara bela diri.."
"Langsung saja Kyuhyun. Jangan memuji." interupsi Siwon yang sedang berusaha menyembunyikan rasa bangganya.
"Haha baiklah. Sejujurnya saat ini aku sedang diteror. Oleh lelaki asing yang bahkan tak mau menyebutkan nama samarannya. Semalam dia menelfon, nada suaranya seperti ingin membunuhku."
"APA? Kau tak lapor polisi??!!"
"Tidak. Aku juga sebenarnya tidak yakin sih. Paling-paling peneror itu siswa disini. Tapi tetap saja, aku butuh bantuanmu. Waspada kalau-kalau dia member eskul taekwondo yang akan langsung menyerangku tanpa ampun" Kyuhyun mengambil napas sebentar "Jadi, kau tak keberatan kan..."
"Menjadi bodyguardmu?" tebak Siwon pasti
"Bukan, menemaniku ke gudang belakang sore ini. Aku ada janji dengannya" jawab Kyuhyun seraya menatap Siwon keki. Body guard? kayak noni-noni belanda aja, batin Kyuhyun.
"Hahaha.. kau sangat manly, Kyuhyun" Siwon tertawa ngakak
"Menyindir yaa? Ucap saja bersedia atau tidak?"
"Baiklah. Aku juga tidak akan membiarkan tablemateku ini kenapa-napa" ujar Siwon menepuk pundak Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum simpul, rasa tegangnya menguar setelah Siwon dengan santainya menyanggupi permintaannya.
"Gomawo.."
"Eh ngomong-ngomong, berapa banyak orang yang punya dendam padamu? Sampai neror segala" tanya Siwon sambil memerhatikan penjelasan guru sejarah. "Sepertinya banyak yaa.." lanjutnya dengan sindiran sarkastik.
"Hei! Aku ini anak baik. Hanya terlalu banyak orang yang iri akan ketampanan dan prestasiku." jawab Kyuhyun pede. Terlalu pede.
"Kau bicara begitu dengan mulutmu sendiri? Memalukan.." sahut Siwon, cukup membuat sebilah pisau seakan langsung nancep ke pusat jantung Kyuhyun.
"Diamlah. Kau terlalu berisik" Sekarang gantian pedang yang seakan menusuk ke jantung Siwon. Keduanya tertawa, lalu kembali fokus pada pelajaran.
~~oOo~~~~~oOo~~~~~oOo~~~~~oOo~~~
Kyuhyun menelusuri gudang sekolah dengan hati-hati. Berkali-kali ia mengibaskan debu yang akan terhirup oleh pernapasannya. Ruang yang tak terawat, pikirnya. Sejujurnya tempat ini bernilai horor untuk didatangi. Kyuhyun bahkan lebih memilih ngedatengin game center daripada gudang sekolah. #Yaiyalah
Ckit!
Suara decitan sepatu Kyuhyun terdengar sesaat ia berhenti tiba-tiba. Ada siluet manusia lain yang tengah berdiri memunggunginya.
"Kau datang sendirian, kan Kyuhyun-ssi?"
Suara yang sama, dari penelfon misterius semalam.
"Ne. Kau bisa lihat sendiri" jawab Kyuhyun tidak jujur. Karena bisa ditebak, dibalik pintu gudang sekolah, ada cowok ganteng berABS sedang mengintai mereka berdua, Choi Siwon.
"Kau siapa? Dan mau apa?" tanya Kyuhyun lanjut, tanpa mau banyak basa-basi.
Kyuhyun diam-diam mengukur postur peneror itu dari jarak sekian meter. Sosok itu lebih tinggi dan lebih berisi dari padanya. Ia yakin, ia sanggup melawan si peneror itu lebih dari 10 menit. Setidaknya sebelum Siwon datang dan melakukan serangan balik.
Sosok itu memutar badannya 180 derajat. Kyuhyun terbelalak sebentar, kemudian tertawa renyah saat melihat wajah yang tak asing.
"Kau.. anak kelas B?" tanya Kyuhyun retoris
"Ssshh, sudah tahu ya" si peneror itu berdecak kesal
"Kau mau mengahajarku karena yeojamu mencintaiku, kan?" lagi-lagi Kyuhyun tertawa renyah, seperti menertawakan seorang pecundang.
"Bukan itu alasannya. Aku ingin menghajarmu karena kau sudah menyakiti yeojaku.." ujar si peneror pelan namun sangat berefek pada Kyuhyun.
Kyuhyun memutar otaknya, kembali ke memori masa lalu. Apa yang si peneror itu ucapkan? Seingatnya, ia tak pernah menyakiti wanita.
Memang, perlakuannya selama ini hanya bersikap tidak acuh. Tapi bukankah fansnya sudah terbiasa dengan itu. Jadi, bagian mana yang menyakiti?
Ini pasti ada kedustaan. Kalau bukan wanita itu, pasti si peneror yang dihadapannya ini. Tapi, kemungkinan besar pasti wanitanya.
"Wanita mana yang kau maksud, Changmin ah?" tanya Kyuhyun meminta jawaban pasti
Si peneror yang bernama Changmin itu membuka langkahnya pelan. Berjalan dengan pasti ke arah Kyuhyun, hendak membuat lawannya itu gentar.
Kyuhyun sendiri tidak takut. Bukannya mundur atau diam di tempat, dia malah maju dan menatap Changmin dengan sarkastik.
"Wanitaku.. Seo Joohyun."
"Apa? Seohyun?"
To be continue..
"Sayang, ada telefon tuh"
Suara yang sangat Kyuhyun kenal, tiba-tiba muncul dari bilik pintu kamarnya. Tanpa melepas pandangan dari PS3nya, Kyuhyun bertanya "Dari siapa, umma?"
"Katanya teman sekelas kamu, umma gak tanya namanya. Kamu angkat gih, orangnya udah nunggu" sahut Ibu penuh kasih sayang. Ibu Kyuhyun segera menutup pintu kamar anaknya setelah mendapat gumaman singkat.
"Pasti Donghae, si ikan itu lagi" cetus Kyuhyun sok tau. Ia terpaksa beranjak untuk meninggalkan game kesayangannya saban sebentar.
Kyuhyun mengantisipasi pendengarannya setelah gagang telfon rumah itu diraihnya. Dia memprediksi kata apa yang pertama keluar dari telfon itu, seperti...
"Kyuhyun, besok ada pe er gak?"
Atau mungkin...
"Kyuhyun, nomor 1 lo udah belom, besok pagi gw nyontek ya?"
"Kyuhyun, materi ujian emteka apa aja?"
dan peribahasa-peribahasa dunia pelajaran lainnya.
"Yoboseyo?" sapa Kyuhyun kepada si penelpon. Sepersekian detik, alisnya bertautan, heran karena suara diseberang bukan suara Donghae, Eunhyuk, atau siapapun yang jadi teman sekelasnya.
"Nuguseyo?" tanya Kyuhyun pada si pemilik suara asing itu. Awalnya Kyuhyun mengira telfon itu salah sambung. Namun karena orang asing itu mengetahui namanya, ia jadi sangsi.
Tak ada jawaban dari seberang. Kyuhyun paham, orang yang tidak ingin identitasnya diketahui itu, ingin dirinya melakukan sesuatu. Atau kemungkinan terburuk adalah meneror dirinya. Ia sama sekali tak gentar atau takut, justru malah menyeringai sedikit.
"Ada keperluan apa menelfon?" tanyanya setelah keheningan berlalu beberapa saat. Kyuhyun menajamkan pendengarannya ketika orang asing di seberang menyebutkan kata besok sore, gudang sekolah, dan empat mata.
"Kalau ingin menyampaikan sesuatu, lebih baik seka..."
Tut tut tut..
Nada sambungan telepon terputus sebelum Kyuhyun selesai bicara. Bahkan Kyuhyun belum menyanggupi permintaan untuk bertemu di gudang sekolah, besok sore dan empat mata. Ia segera menutup telfon dengan wajah bertanya-tanya.
"Apa gw terlalu populer?" gerutunya. Ia yakin, penelfon tadi itu tidak lain dan tidak bukan hanyalah seorang namja biasa yang yeojachingu-nya tergila-gila akan Kyuhyun. Seorang namja yang terbakar api cemburu karena ditolak yeojanya pergi kencan sebab yeoja itu memilih Kyuhyun.
"Emang kalo gw rupawan, salah gw? Yeojanya aja kali yang gak bisa liat cowok ganteng dikit. Oh fans.. well, let's see.." celetuknya lebih-lebih pada dirinya sendiri. Ia segera melesat ke kamarnya, melanjutkan game yang tertunda.
~~oOo~~~~~oOo~~~~~oOo~~~~~oOo~~~
"Seo Joohyun?"
Refleks Kyuhyun menorehkan kepalanya kebelakang, memastikan bahwa sosok itu datang. Yap, dia memang datang, tapi sepertinya ada yang berbeda.
"Hadir, saem.." ujar Seohyun lirih. Songsaengnim menjeda panggilan daftar absennya dan berujar dengan lembut "Kalau sakit, ke UKS saja Seohyun ah"
Seohyun langsung menggeleng cepat "Anii, saem. Aku baik-baik saja" pungkasnya.
"Seohyun kenapa?" bisik teman semeja Kyuhyun, ketika Kyuhyun juga sedang mengira-ngira hal yang sama.
"Sakit mungkin.." jawab Kyuhyun seadanya. Ia kembali memusatkan konsentrasinya, setelah diinterupsi barusan.
Namun seperti tak cukup dengan jawaban seperti itu, teman semejanya melanjutkan lagi "Sakit apa?"
"Mana aku tahu, Siwon! Tanya saja padanya.." sentak Kyuhyun sedikit, berusaha menahan suaranya agar tidak kedengaran Songsaengnim.
"Iya, santai saja dong, bro" Siwon juga ikut kembali ke bacaannya sambil sesekali melirik Seohyun, tak tega. Ingin rasanya Siwon memberi makan siangnya plus obat penawar untuk mengatasi rasa sakit Seohyun.
"Siwon.."
"Hmm?"
"Aku butuh bantuanmu" Siwon langsung terpaku, begitu melihat Kyuhyun tengah menatapnya penuh intimidasi. Tatapan Kyuhyun bukanlah seperti orang yang meminta bantuan, lebih tepatnya orang yang memaksa harus dibantu.
"Tak masalah, asal tidak meminta aku jadi pacarmu. Aku masih normal, Kyuhyun" Siwon bergidik ngeri. Satu sikutan mendarat di lengan Siwon.
"Tentu saja bukan itu! Ini serius.."
"Lalu apa?"
Kyuhyun berpikir sebentar, hendak menemukan kata yang cocok untuk memancing Siwon. "Begini.. kau itu kan kekar, punya ABS, ditakuti orang, juara bela diri.."
"Langsung saja Kyuhyun. Jangan memuji." interupsi Siwon yang sedang berusaha menyembunyikan rasa bangganya.
"Haha baiklah. Sejujurnya saat ini aku sedang diteror. Oleh lelaki asing yang bahkan tak mau menyebutkan nama samarannya. Semalam dia menelfon, nada suaranya seperti ingin membunuhku."
"APA? Kau tak lapor polisi??!!"
"Tidak. Aku juga sebenarnya tidak yakin sih. Paling-paling peneror itu siswa disini. Tapi tetap saja, aku butuh bantuanmu. Waspada kalau-kalau dia member eskul taekwondo yang akan langsung menyerangku tanpa ampun" Kyuhyun mengambil napas sebentar "Jadi, kau tak keberatan kan..."
"Menjadi bodyguardmu?" tebak Siwon pasti
"Bukan, menemaniku ke gudang belakang sore ini. Aku ada janji dengannya" jawab Kyuhyun seraya menatap Siwon keki. Body guard? kayak noni-noni belanda aja, batin Kyuhyun.
"Hahaha.. kau sangat manly, Kyuhyun" Siwon tertawa ngakak
"Menyindir yaa? Ucap saja bersedia atau tidak?"
"Baiklah. Aku juga tidak akan membiarkan tablemateku ini kenapa-napa" ujar Siwon menepuk pundak Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum simpul, rasa tegangnya menguar setelah Siwon dengan santainya menyanggupi permintaannya.
"Gomawo.."
"Eh ngomong-ngomong, berapa banyak orang yang punya dendam padamu? Sampai neror segala" tanya Siwon sambil memerhatikan penjelasan guru sejarah. "Sepertinya banyak yaa.." lanjutnya dengan sindiran sarkastik.
"Hei! Aku ini anak baik. Hanya terlalu banyak orang yang iri akan ketampanan dan prestasiku." jawab Kyuhyun pede. Terlalu pede.
"Kau bicara begitu dengan mulutmu sendiri? Memalukan.." sahut Siwon, cukup membuat sebilah pisau seakan langsung nancep ke pusat jantung Kyuhyun.
"Diamlah. Kau terlalu berisik" Sekarang gantian pedang yang seakan menusuk ke jantung Siwon. Keduanya tertawa, lalu kembali fokus pada pelajaran.
~~oOo~~~~~oOo~~~~~oOo~~~~~oOo~~~
Kyuhyun menelusuri gudang sekolah dengan hati-hati. Berkali-kali ia mengibaskan debu yang akan terhirup oleh pernapasannya. Ruang yang tak terawat, pikirnya. Sejujurnya tempat ini bernilai horor untuk didatangi. Kyuhyun bahkan lebih memilih ngedatengin game center daripada gudang sekolah. #Yaiyalah
Ckit!
Suara decitan sepatu Kyuhyun terdengar sesaat ia berhenti tiba-tiba. Ada siluet manusia lain yang tengah berdiri memunggunginya.
"Kau datang sendirian, kan Kyuhyun-ssi?"
Suara yang sama, dari penelfon misterius semalam.
"Ne. Kau bisa lihat sendiri" jawab Kyuhyun tidak jujur. Karena bisa ditebak, dibalik pintu gudang sekolah, ada cowok ganteng berABS sedang mengintai mereka berdua, Choi Siwon.
"Kau siapa? Dan mau apa?" tanya Kyuhyun lanjut, tanpa mau banyak basa-basi.
Kyuhyun diam-diam mengukur postur peneror itu dari jarak sekian meter. Sosok itu lebih tinggi dan lebih berisi dari padanya. Ia yakin, ia sanggup melawan si peneror itu lebih dari 10 menit. Setidaknya sebelum Siwon datang dan melakukan serangan balik.
Sosok itu memutar badannya 180 derajat. Kyuhyun terbelalak sebentar, kemudian tertawa renyah saat melihat wajah yang tak asing.
"Kau.. anak kelas B?" tanya Kyuhyun retoris
"Ssshh, sudah tahu ya" si peneror itu berdecak kesal
"Kau mau mengahajarku karena yeojamu mencintaiku, kan?" lagi-lagi Kyuhyun tertawa renyah, seperti menertawakan seorang pecundang.
"Bukan itu alasannya. Aku ingin menghajarmu karena kau sudah menyakiti yeojaku.." ujar si peneror pelan namun sangat berefek pada Kyuhyun.
Kyuhyun memutar otaknya, kembali ke memori masa lalu. Apa yang si peneror itu ucapkan? Seingatnya, ia tak pernah menyakiti wanita.
Memang, perlakuannya selama ini hanya bersikap tidak acuh. Tapi bukankah fansnya sudah terbiasa dengan itu. Jadi, bagian mana yang menyakiti?
Ini pasti ada kedustaan. Kalau bukan wanita itu, pasti si peneror yang dihadapannya ini. Tapi, kemungkinan besar pasti wanitanya.
"Wanita mana yang kau maksud, Changmin ah?" tanya Kyuhyun meminta jawaban pasti
Si peneror yang bernama Changmin itu membuka langkahnya pelan. Berjalan dengan pasti ke arah Kyuhyun, hendak membuat lawannya itu gentar.
Kyuhyun sendiri tidak takut. Bukannya mundur atau diam di tempat, dia malah maju dan menatap Changmin dengan sarkastik.
"Wanitaku.. Seo Joohyun."
"Apa? Seohyun?"
To be continue..
Komentar
Posting Komentar