Title : Way of Love
Author : Murniati Imnida
Disclaimer : All cast are belong to SM Entertainment
Cast :
- Seohyun : Pemeran utama yang selalu muncul disetiap part
- Kyuhyun : Namjachingu-nya Seohyun yang gak kalah eksis di FF ini
- Donghae : Pemeran yang tersakiti namun kemudian juga menyakiti
- Yoona : Pemeran yang tidak diinginkan kemunculannya tapi sejujurnya, author membutuhkannya
- Dan pemeran2 lain yang pastinya udah lolos dalam proses casting film *apasih*
#######
Seohyun berjalan mengendap-ngendap masuk ke ruangan yang penuh dengan loker karyawan. Dengan sangat hati-hati dan tanpa suara Seohyun membuka pintu lokernya, memasukkan tas-nya ke dalam loker, setelah itu menutup pintu lokernya kembali.
"Seohyun-ssi? Terlambat lagi?" Tiba-tiba terdengar suara yang mengagetkannya dari belakang. Seohyun menggigit bibir bawahnya ketakutan. Dia takut jikalau itu adalah atasannya, Siwon Sajangnim yang terkenal galak, egois, kejam, suka menghukum karyawannya yang terlambat secara semena-mena, (tapi ganteng dan keren) itu. Seohyun memutar tubuhnya ke belakang sambil bersiap-siap menyunggingkan senyum dan memikirkan berjuta-juta alasan jitu penyebab dirinya terlambat.
"Eh? Ternyata kau" ucap Seohyun ketika yang dilihat bukanlah Siwon Sajangnim, tapi namja yang baru saja jadi pacarnya 2 minggu yang lalu, Cho Kyuhyun.
"Ini sudah ketiga kalinya kau terlambat, bagaimana mungkin tak ada seorang pun yang tau keterlambatanmu" Kyuhyun menatapnya dengan sinis
"Itu karena aku pandai menjadi penyusup. Minggir! Aku mau kerja" Seohyun mencoba menerobos Kyuhyun, tapi terlambat, tangan kanan Kyuhyun telah menghalanginya terlebih dahulu
"Yaa, Cho Kyuhyun! Singkirkan tanganmu itu"
"Tidak mau"
"Kau tau apa yang terjadi ketika Siwon Sajangnim tau kita disini, bisa-bisa kita berdua kena hukum"
"Dia mungkin akan menghukummu, tapi dia tidak akan menghukumku, aku kan asisten kesayangannya, tidak seperti dirimu haha" jawab Kyuhyun santai. Seohyun memutarkan kedua bola matanya setelah mendengar ke-narsis-an namjanya yang satu itu.
"Iya, terserah apa katamu saja, sekarang aku mau kembali ke ruanganku, jadi cepat minggir"
"Tidak boleh, masa karyawan yang terlambat dibiarkan masuk begitu saja"
"Jadi, maksudmu kau akan menghukumku?"
"Tepat sekali!"
"Heh, kau tidak punya kewenangan disini, Cho Kyuhyun!"
"Tentu saja aku punya, Seo Joohyun! Kau lebih memilih aku yang menghukummu lalu setelah itu semua selesai atau kau mau aku laporkan keterlambatanmu ini kepada Siwon Sajangnim, sehingga beliau sendiri yang menghukummu?" Seohyun terhenyak setelah mendengar kata-kata evil dari mulut namjanya itu. Dia tidak menyangka jika namjanya bisa setega itu padanya. Tapi memang sangat menakutkan jika Siwon Sajangnim sendiri yang akan menghukum dirinya. Mungkin lebih baik ia mengikuti perintah namjanya itu, setidaknya hukumannya tidak lebih kejam dari hukuman Siwon Sajangnim.
"Baiklah, kau mau aku melakukan apa?" sahut Seohyun pasrah
"Aku mau ..." Kyuhyun mendekatkan bibirnya ke telinga Seohyun. Seohyun menunggu kata yang keluar dari mulut Kyuhyun seraya mengernyitkan dahi
"Poppo" bisik Kyuhyun. Seohyun refleks mendaratkan pukulannya ke kepala Kyuhyun, sehingga Kyuhyun meringis kesakitan
"Aishh, kau ini" pekik Kyuhyun sambil mengusap-ngusap kepalanya yang terkena jitakan Seohyun
"Buang jauh-jauh otak yadongmu itu, Cho Kyuhyun! Kau pikir aku mau menerima hukuman konyolmu itu"
"Tapi tak perlu menjitakku seperti ini!" protes Kyuhyun. Seohyun tersenyum kecil seraya menjitak kepala Kyuhyun sekali lagi, begitu Kyuhyun lengah, Seohyun langsung menerobosnya dan berlari menjauhinya.
"Hey, kau kembali kesini! awas kau ya!" Kyuhyun berteriak memanggil Seohyun, tentu saja masih dengan mengusap-ngusapkan kepalanya dengan tangannya. Selang beberapa meter, Seohyun menghentikan langkahnya dan menengok ke belakang.
"Tangkap aku, kalau kau bisa" ledek Seohyun. Dari kejauhan terlihat Kyuhyun terdiam beberapa saat, kemudian evil smile-nya terkembang di wajahnya
"Baiklah aku akan menangkapmu" Kyuhyun berteriak menerima tantangan Seohyun. Merasakan ada pertanda buruk yang akan melandanya, Seohyun langsung mengambil langkah seribu lagi.
"Dasar namja evil! Aigo kenapa aku bisa jadian dengannya sih" Seohyun terus berlari, sesekali ia menengok ke belakang, memastikan namjanya itu mengejar atau tidak. Namun tiba-tiba …
Brukkkk
"Awww" Seohyun jatuh terduduk setelah menabrak seseorang di hadapannya
"Ahh, mianhaeyo, agassi" ucap seseorang yang tadi di tabraknya
"Gwaenchanayo" Seohyun menepuk-nepukkan tangannya yang terkena debu
"Kau baik-baik saja? mari aku bantu berdiri" tanya orang itu dengan cemas sambil mengulurkan tangannya. Melihat ada tangan terjulur di hadapan wajahnya, Seohyun mendongakan kepalanya dan melihat orang yang tadi di tabraknya.
"Donghae oppa?" Seohyun membulatkan kedua matanya
"Ah, ternyata kau Seohyunnie, apa kabar?" Seohyun meraih tangan Donghae dan bangkit dengan menumpu pada genggaman tangan Donghae
"Aku baik-baik saja, oppa. Kau sendiri apa kabar?" tanya Seohyun. Donghae hanya tersenyum menjawab pertanyaan Seohyun
"Kau mau kemana? sepertinya tadi kau terburu-buru sekali" Donghae memulai pembicaraan
"Ehm, itu itu karena, karena .. aku hanya ingin kembali ke ruanganku secepatnya oppa, jadi aku lari hehe" ucap Seohyun cengengesan. Entah kenapa saat ini dirinya menjadi canggung bila berhadapan dengan Donghae. Padahal sebelum-sebelumnya tidak begitu. Itu semua karena peristiwa yang terjadi enam bulan yang lalu. Dimana Seohyun merasa menyesal sekali akan keputusannya ..
---Flashback---
"Oppa, sepertinya kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini" kata Seohyun dengan lirih. Donghae yang kaget atas ucapan Seohyun, menengok ke arahnya dan menatapnya dengan nanar
"Waeyo? Kau sudah tidak mencintaiku lagi?"
"Bukan begitu, ehmm kurasa kita lebih baik menjadi sahabat. Hal itu mungkin akan membuat kita menjadi lebih dekat"
"Tapi mengapa harus seperti ini? Aku bisa menjadi sahabatmu sekaligus menjadi pacarmu"
"....." Seohyun terdiam mendengar ucapan Donghae. Sebenarnya ia juga tidak ingin mengakhiri hubungannya. Tapi itu harus dilakukannya. Ia punya alasan yang kuat mengapa ia melakukannya. Namun, ia tak tega jika harus memberitahu alasannya itu.
"Jangan seperti ini, Aku mohon .." ujar Donghae
"A..Aku tidak bisa oppa"
"Apa alasannya? Kau sudah bosan denganku" Tanya Donghae. Seohyun menggeleng dengan cepat. Tanpa terasa air matanya telah jatuh membasahi kedua pipinya
"Kau sudah punya yang lain?"
"Tidak oppa, ini sudah menjadi takdir, Maafkan aku oppa, kita memang lebih baik menjadi teman. Jeongmal mianhaeyo"
Donghae membetulkan posisi duduknya, dan kedua matanya menerawang ke atas. Air mata Seohyun mengalir semakin deras. Sesekali Seohyun mengeringkan air matanya dengan punggung tangannya. Hal yang bodoh memang, dirinya yang membuat keputusan tapi mengapa dirinya menangis. Mereka berdua terdiam cukup lama hingga akhirnya Donghae menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.
"Kalau itu bisa membuatmu bahagia, baiklah .." Donghae mengeluarkan saputangan dari dalam kantongnya dan memberikannya kepada Seohyun. Seohyun menolak sapu tangan pemberian Donghae
"Tidak perlu oppa"
"Seohyunnie, meskipun aku merelakanmu kau harus tahu bahwa aku masih mencintaimu"
"Ehmm, aku harus pergi. Terima kasih, kau telah menjadi pacar yang baik untukku. Dan terima kasih, karena kau telah menghargai keputusanku, sampai jumpa oppa" Seohyun merundukkan kepalanya dan bergegas meninggalkan tempat itu. Dirinya tidak sanggup jika harus berlama-lama dengan Donghae lagi. Karena itu hanya akan membuat dirinya semakin sakit.
---Flashback End---
"Seohyunnie, kau baik-baik saja? Kenapa kau menatapku seperti itu?" Donghae menyadarkan Seohyun dari lamunannya
"Eh? ehm, mianhae oppa" ujar Seohyun tersipu malu. Donghae tersenyum melihat tingkah Seohyun. Begitu pun Seohyun. Tiba-tiba rindunya akan senyuman Donghae telah terobati. Dia menatap dalam -dalam senyuman itu. Senyuman yang penuh arti. Senyuman yang menyiratkan kedamaian. Dirinya ingin seperti ini terus. Berada dalam senyuman Donghae dan memilikinya
"Kau masih saja seperti yang dulu ya, suka melamun"
"Ahh oppa, kau terlalu memperhatikanku"
"Begitukah?"
"Mollayo, hehee" sahut Seohyun sambil tertawa. Donghae tesenyum sambil mengacak-ngakak rambut Seohyun pelan.Seohyun merasa senang sekali jika berada bersama Donghae. Sebab dirinya merasa Donghae telah memberikan aura positif padanya entah itu perlindungan, rasa humor dsb. Di lubuk hatinya yang paling dalam, Seohyun ingin sekali mengatakan bahwa ia masih mencintainya dan ia ingin merajut hubungan kembali dengannya.
"Ehmm Seohyunnie .." panggil Donghae
"Ne?"
"Aku sudah jadian dengan Yoona"
"Mwo?" Seohyun meminta pengulangan atas apa yang tadi Donghae ucapkan. Dia berharap semoga tadi dirinya salah dengar
"Aku sudah jadian dengan dengan Yoona" ulang Donghae.
Seohyun menundukkan wajahnya, ternyata dia tidak salah dengar. Mendengar hal itu, tiba-tiba hatinya menjadi suram, retak, hancur sehingga tak sanggup sulit untuk tersenyum lagi. Tiba-tiba sekelebat pertanyaan muncul dari dalam benaknya. Apakah Donghae oppa benar-benar sudah tidak ada rasa pada dirinya lagi? Kenapa dia melanggar janjinya? Kenapa dia berbohong atas ucapannya waktu itu? Dan yang paling menyesakkan adalah bagaimana bisa dia secepat itu menemukan pengganti dirinya?
Seohyun menghembuskan nafasnya dalam-dalam. Kemudian dirinya tersadar kalau sebenarnya dia juga sudah punya namja pengganti Donghae yaitu Kyuhyun. Jadi, memang wajar kalau Donghae bersikap seperti itu. Tapi, seandainya saja, Donghae tau bahwa dia sebenarnya tidak mencintai Kyuhyun sepenuhnya.
"Oh begitu .." desis Seohyun pelan
"Kau tidak memberikan selamat padaku?"
"Oh iya aku lupa, chukkaeyo oppa ^^"
"Gomawo, berarti kita 1 sama ya. Kau sudah punya Kyuhyun, dan aku sudah punya Yoona" ujar Donghae.
"Tentu saja, tapi pasangan yang lebih baik itu aku dan Kyuhyun"
"Tapi suatu saat, pasangan Donghae dan Yoonalah yang lebih baik"
"Haha itu tidak akan terjadi" Seohyun menjulurkan lidahnya. Donghae melirik jam di tangan kirinya
"Ehm, Sepertinya kita terlalu lama mengobrol disini, Kau dan aku harus kerja kan"
"Aigo, aku lupa. Baiklah aku keruanganku dulu ya" sahut Seohyun yang kemudian mendapat anggukan dari Donghae.
TBC
Author : Murniati Imnida
Disclaimer : All cast are belong to SM Entertainment
Cast :
- Seohyun : Pemeran utama yang selalu muncul disetiap part
- Kyuhyun : Namjachingu-nya Seohyun yang gak kalah eksis di FF ini
- Donghae : Pemeran yang tersakiti namun kemudian juga menyakiti
- Yoona : Pemeran yang tidak diinginkan kemunculannya tapi sejujurnya, author membutuhkannya
- Dan pemeran2 lain yang pastinya udah lolos dalam proses casting film *apasih*
#######
Seohyun berjalan mengendap-ngendap masuk ke ruangan yang penuh dengan loker karyawan. Dengan sangat hati-hati dan tanpa suara Seohyun membuka pintu lokernya, memasukkan tas-nya ke dalam loker, setelah itu menutup pintu lokernya kembali.
"Seohyun-ssi? Terlambat lagi?" Tiba-tiba terdengar suara yang mengagetkannya dari belakang. Seohyun menggigit bibir bawahnya ketakutan. Dia takut jikalau itu adalah atasannya, Siwon Sajangnim yang terkenal galak, egois, kejam, suka menghukum karyawannya yang terlambat secara semena-mena, (tapi ganteng dan keren) itu. Seohyun memutar tubuhnya ke belakang sambil bersiap-siap menyunggingkan senyum dan memikirkan berjuta-juta alasan jitu penyebab dirinya terlambat.
"Eh? Ternyata kau" ucap Seohyun ketika yang dilihat bukanlah Siwon Sajangnim, tapi namja yang baru saja jadi pacarnya 2 minggu yang lalu, Cho Kyuhyun.
"Ini sudah ketiga kalinya kau terlambat, bagaimana mungkin tak ada seorang pun yang tau keterlambatanmu" Kyuhyun menatapnya dengan sinis
"Itu karena aku pandai menjadi penyusup. Minggir! Aku mau kerja" Seohyun mencoba menerobos Kyuhyun, tapi terlambat, tangan kanan Kyuhyun telah menghalanginya terlebih dahulu
"Yaa, Cho Kyuhyun! Singkirkan tanganmu itu"
"Tidak mau"
"Kau tau apa yang terjadi ketika Siwon Sajangnim tau kita disini, bisa-bisa kita berdua kena hukum"
"Dia mungkin akan menghukummu, tapi dia tidak akan menghukumku, aku kan asisten kesayangannya, tidak seperti dirimu haha" jawab Kyuhyun santai. Seohyun memutarkan kedua bola matanya setelah mendengar ke-narsis-an namjanya yang satu itu.
"Iya, terserah apa katamu saja, sekarang aku mau kembali ke ruanganku, jadi cepat minggir"
"Tidak boleh, masa karyawan yang terlambat dibiarkan masuk begitu saja"
"Jadi, maksudmu kau akan menghukumku?"
"Tepat sekali!"
"Heh, kau tidak punya kewenangan disini, Cho Kyuhyun!"
"Tentu saja aku punya, Seo Joohyun! Kau lebih memilih aku yang menghukummu lalu setelah itu semua selesai atau kau mau aku laporkan keterlambatanmu ini kepada Siwon Sajangnim, sehingga beliau sendiri yang menghukummu?" Seohyun terhenyak setelah mendengar kata-kata evil dari mulut namjanya itu. Dia tidak menyangka jika namjanya bisa setega itu padanya. Tapi memang sangat menakutkan jika Siwon Sajangnim sendiri yang akan menghukum dirinya. Mungkin lebih baik ia mengikuti perintah namjanya itu, setidaknya hukumannya tidak lebih kejam dari hukuman Siwon Sajangnim.
"Baiklah, kau mau aku melakukan apa?" sahut Seohyun pasrah
"Aku mau ..." Kyuhyun mendekatkan bibirnya ke telinga Seohyun. Seohyun menunggu kata yang keluar dari mulut Kyuhyun seraya mengernyitkan dahi
"Poppo" bisik Kyuhyun. Seohyun refleks mendaratkan pukulannya ke kepala Kyuhyun, sehingga Kyuhyun meringis kesakitan
"Aishh, kau ini" pekik Kyuhyun sambil mengusap-ngusap kepalanya yang terkena jitakan Seohyun
"Buang jauh-jauh otak yadongmu itu, Cho Kyuhyun! Kau pikir aku mau menerima hukuman konyolmu itu"
"Tapi tak perlu menjitakku seperti ini!" protes Kyuhyun. Seohyun tersenyum kecil seraya menjitak kepala Kyuhyun sekali lagi, begitu Kyuhyun lengah, Seohyun langsung menerobosnya dan berlari menjauhinya.
"Hey, kau kembali kesini! awas kau ya!" Kyuhyun berteriak memanggil Seohyun, tentu saja masih dengan mengusap-ngusapkan kepalanya dengan tangannya. Selang beberapa meter, Seohyun menghentikan langkahnya dan menengok ke belakang.
"Tangkap aku, kalau kau bisa" ledek Seohyun. Dari kejauhan terlihat Kyuhyun terdiam beberapa saat, kemudian evil smile-nya terkembang di wajahnya
"Baiklah aku akan menangkapmu" Kyuhyun berteriak menerima tantangan Seohyun. Merasakan ada pertanda buruk yang akan melandanya, Seohyun langsung mengambil langkah seribu lagi.
"Dasar namja evil! Aigo kenapa aku bisa jadian dengannya sih" Seohyun terus berlari, sesekali ia menengok ke belakang, memastikan namjanya itu mengejar atau tidak. Namun tiba-tiba …
Brukkkk
"Awww" Seohyun jatuh terduduk setelah menabrak seseorang di hadapannya
"Ahh, mianhaeyo, agassi" ucap seseorang yang tadi di tabraknya
"Gwaenchanayo" Seohyun menepuk-nepukkan tangannya yang terkena debu
"Kau baik-baik saja? mari aku bantu berdiri" tanya orang itu dengan cemas sambil mengulurkan tangannya. Melihat ada tangan terjulur di hadapan wajahnya, Seohyun mendongakan kepalanya dan melihat orang yang tadi di tabraknya.
"Donghae oppa?" Seohyun membulatkan kedua matanya
"Ah, ternyata kau Seohyunnie, apa kabar?" Seohyun meraih tangan Donghae dan bangkit dengan menumpu pada genggaman tangan Donghae
"Aku baik-baik saja, oppa. Kau sendiri apa kabar?" tanya Seohyun. Donghae hanya tersenyum menjawab pertanyaan Seohyun
"Kau mau kemana? sepertinya tadi kau terburu-buru sekali" Donghae memulai pembicaraan
"Ehm, itu itu karena, karena .. aku hanya ingin kembali ke ruanganku secepatnya oppa, jadi aku lari hehe" ucap Seohyun cengengesan. Entah kenapa saat ini dirinya menjadi canggung bila berhadapan dengan Donghae. Padahal sebelum-sebelumnya tidak begitu. Itu semua karena peristiwa yang terjadi enam bulan yang lalu. Dimana Seohyun merasa menyesal sekali akan keputusannya ..
---Flashback---
"Oppa, sepertinya kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini" kata Seohyun dengan lirih. Donghae yang kaget atas ucapan Seohyun, menengok ke arahnya dan menatapnya dengan nanar
"Waeyo? Kau sudah tidak mencintaiku lagi?"
"Bukan begitu, ehmm kurasa kita lebih baik menjadi sahabat. Hal itu mungkin akan membuat kita menjadi lebih dekat"
"Tapi mengapa harus seperti ini? Aku bisa menjadi sahabatmu sekaligus menjadi pacarmu"
"....." Seohyun terdiam mendengar ucapan Donghae. Sebenarnya ia juga tidak ingin mengakhiri hubungannya. Tapi itu harus dilakukannya. Ia punya alasan yang kuat mengapa ia melakukannya. Namun, ia tak tega jika harus memberitahu alasannya itu.
"Jangan seperti ini, Aku mohon .." ujar Donghae
"A..Aku tidak bisa oppa"
"Apa alasannya? Kau sudah bosan denganku" Tanya Donghae. Seohyun menggeleng dengan cepat. Tanpa terasa air matanya telah jatuh membasahi kedua pipinya
"Kau sudah punya yang lain?"
"Tidak oppa, ini sudah menjadi takdir, Maafkan aku oppa, kita memang lebih baik menjadi teman. Jeongmal mianhaeyo"
Donghae membetulkan posisi duduknya, dan kedua matanya menerawang ke atas. Air mata Seohyun mengalir semakin deras. Sesekali Seohyun mengeringkan air matanya dengan punggung tangannya. Hal yang bodoh memang, dirinya yang membuat keputusan tapi mengapa dirinya menangis. Mereka berdua terdiam cukup lama hingga akhirnya Donghae menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.
"Kalau itu bisa membuatmu bahagia, baiklah .." Donghae mengeluarkan saputangan dari dalam kantongnya dan memberikannya kepada Seohyun. Seohyun menolak sapu tangan pemberian Donghae
"Tidak perlu oppa"
"Seohyunnie, meskipun aku merelakanmu kau harus tahu bahwa aku masih mencintaimu"
"Ehmm, aku harus pergi. Terima kasih, kau telah menjadi pacar yang baik untukku. Dan terima kasih, karena kau telah menghargai keputusanku, sampai jumpa oppa" Seohyun merundukkan kepalanya dan bergegas meninggalkan tempat itu. Dirinya tidak sanggup jika harus berlama-lama dengan Donghae lagi. Karena itu hanya akan membuat dirinya semakin sakit.
---Flashback End---
"Seohyunnie, kau baik-baik saja? Kenapa kau menatapku seperti itu?" Donghae menyadarkan Seohyun dari lamunannya
"Eh? ehm, mianhae oppa" ujar Seohyun tersipu malu. Donghae tersenyum melihat tingkah Seohyun. Begitu pun Seohyun. Tiba-tiba rindunya akan senyuman Donghae telah terobati. Dia menatap dalam -dalam senyuman itu. Senyuman yang penuh arti. Senyuman yang menyiratkan kedamaian. Dirinya ingin seperti ini terus. Berada dalam senyuman Donghae dan memilikinya
"Kau masih saja seperti yang dulu ya, suka melamun"
"Ahh oppa, kau terlalu memperhatikanku"
"Begitukah?"
"Mollayo, hehee" sahut Seohyun sambil tertawa. Donghae tesenyum sambil mengacak-ngakak rambut Seohyun pelan.Seohyun merasa senang sekali jika berada bersama Donghae. Sebab dirinya merasa Donghae telah memberikan aura positif padanya entah itu perlindungan, rasa humor dsb. Di lubuk hatinya yang paling dalam, Seohyun ingin sekali mengatakan bahwa ia masih mencintainya dan ia ingin merajut hubungan kembali dengannya.
"Ehmm Seohyunnie .." panggil Donghae
"Ne?"
"Aku sudah jadian dengan Yoona"
"Mwo?" Seohyun meminta pengulangan atas apa yang tadi Donghae ucapkan. Dia berharap semoga tadi dirinya salah dengar
"Aku sudah jadian dengan dengan Yoona" ulang Donghae.
Seohyun menundukkan wajahnya, ternyata dia tidak salah dengar. Mendengar hal itu, tiba-tiba hatinya menjadi suram, retak, hancur sehingga tak sanggup sulit untuk tersenyum lagi. Tiba-tiba sekelebat pertanyaan muncul dari dalam benaknya. Apakah Donghae oppa benar-benar sudah tidak ada rasa pada dirinya lagi? Kenapa dia melanggar janjinya? Kenapa dia berbohong atas ucapannya waktu itu? Dan yang paling menyesakkan adalah bagaimana bisa dia secepat itu menemukan pengganti dirinya?
Seohyun menghembuskan nafasnya dalam-dalam. Kemudian dirinya tersadar kalau sebenarnya dia juga sudah punya namja pengganti Donghae yaitu Kyuhyun. Jadi, memang wajar kalau Donghae bersikap seperti itu. Tapi, seandainya saja, Donghae tau bahwa dia sebenarnya tidak mencintai Kyuhyun sepenuhnya.
"Oh begitu .." desis Seohyun pelan
"Kau tidak memberikan selamat padaku?"
"Oh iya aku lupa, chukkaeyo oppa ^^"
"Gomawo, berarti kita 1 sama ya. Kau sudah punya Kyuhyun, dan aku sudah punya Yoona" ujar Donghae.
"Tentu saja, tapi pasangan yang lebih baik itu aku dan Kyuhyun"
"Tapi suatu saat, pasangan Donghae dan Yoonalah yang lebih baik"
"Haha itu tidak akan terjadi" Seohyun menjulurkan lidahnya. Donghae melirik jam di tangan kirinya
"Ehm, Sepertinya kita terlalu lama mengobrol disini, Kau dan aku harus kerja kan"
"Aigo, aku lupa. Baiklah aku keruanganku dulu ya" sahut Seohyun yang kemudian mendapat anggukan dari Donghae.
TBC
Komentar
Posting Komentar